FILSAFAT SEBAGAI SALAH SATU SARANA PENDEKATAN INTERDISIPLIN

MOH. MASTURY, (2008) FILSAFAT SEBAGAI SALAH SATU SARANA PENDEKATAN INTERDISIPLIN. /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 32 Th. 1984/.

[img]
Preview
Text
02. MUHAMMAD MASTURY - FILSAFAT SEBAGAI SALAH SATU SARANA PENDEKATAN INTERDISIPLIN.pdf - Accepted Version

Download (5MB) | Preview
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)

Abstract

Membahas masalah pendekatan interdiplin dan sarana yang diperlukan dalam adalah masalah baru dan tidak mudah. Memang gagasan tentang pendekatan interdiplin itu sudah lama ada, sudah sering dibicarakan, didiskusikan, dibukukan, meskipun demikian gagasan itu tetap merupakan masalah baru selagi sarana pendekatannya belum terlihat jalan yang terang. Dikatakan masalahnya tidak mudah, hal ini dapat dimengerti karena masalah yang dihadapi manusia saat ini sudah demikian kompleks yang menuntut adanya berbagai spesialisasi yang makin kuat berdiri sendiri yang terpisah, ditunjang dengan tumbuhnya kelembagaan spesialisasi yang makin ketat; terkadang diwarnai dengan ivested interest/i yang menunjang differensiasi yang cukup kuat; menimbulkan pandangan bahwa disiplin lain dipandang tidak banyak gunanya. Dilihat dari kenyataan itu, maka pendekatan interdisiplin itu hanyalah suatu gagasan, suatu gagasan yang rasanya tidak mungkin untuk dinyatakan dalam suatu kenyataan, untuk diwujudkan dalam suatu kehidupan para ilmuwan. Apabila gagasan-gagasan itu hanyalah bersifat angan-angan belaka, kemudian untuk apa dipersoalkan sarana pendekatannya yang sekaligus dipersoalkan pendekatan interdisiplin. Jawaban untuk itu harus dilihat dari segi masalah ilmu dan fungsinya. Ilmu dapat dibagi menjadi dua bagian : b 1. Ilmu yang berpandangan istatis/i yaitu : bahwa ilmu itu merupakan kegiatan yang isistimatis/i dalam rangkaian hanya mengumpulkan dan memberikan iinformasi/i tentang berbagai masalah. Disini akan tampak tugas para ahli ilmuwan itu hanyalah menemukan fakta baru sehingga menambah informasi ibaru/i. Ilmu dalam pandangan ini juga diartikan sebagai jalan untuk memberikan penjelasan terhadap gejala yang sedang diamati.b 2. Ilmu yang berpandangan idinamis/i yaitu : yang memandang ilmu itu lebih dari hanya sekedar kegiatan apa yang harus mereka kerjakan dengan ilmu itu. Kegiatan dan tuntutan itu diwujudkan dalam penelitian dan dasar-dasar teori ilmiah. Pandangan ini disebut juga sebagai pandangan yang iheuristis/i. iHeuristis/i artinya menemukan dan mengungkapkan. Atau lebih tegas dikatakan sebagai iproblem-solving/i. Ilmu yang iheuristis/i berarti lebih menekankan segi pemecahan masalah daripada sekedar menemukan ifakta/i dan memberikan iinformasi/i. b

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Filsafat, Interdisiplin, Ilmu
Subjects: Al Jamiah Jurnal
Divisions: E-Journal
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 10 Apr 2013 16:21
Last Modified: 10 Apr 2013 16:22
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/484

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum