OPOSISI POLITIK DALAM ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN ABU YA'LA AL-FARRA' DAN IBNU TAIMIYAH)

HARIS, NIM.: 96362724 (2010) OPOSISI POLITIK DALAM ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN ABU YA'LA AL-FARRA' DAN IBNU TAIMIYAH). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (OPOSISI POLITIK DALAM ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN ABU YA'LA AL-FARRA' DAN IBNU TAIMIYAH) )
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (312kB) | Preview
[img] Text (OPOSISI POLITIK DALAM ISLAM (STUDI ATAS PEMIKIRAN ABU YA'LA AL-FARRA' DAN IBNU TAIMIYAH) )
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (477kB)

Abstract

Islam memberikan kebebasan kepada ummatnya untuk melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan demi tercapainya system pemerintahan yang berkeadilan serta menghargai Hak-hak Asasi Manusia. Istilah yang berkembang dalam system politik modern untuk menerjemahkan semangat ide dari hasrat di atas dikenal dengan istilah oposisi. Di antara sebagian pemikir politik Islam seperti al-Mawardi, at-Taftazani, al-Gazali, Ibnu taimiyah, Abu Ya'la al-Farra' dan lainnya menegaskan bahwa oposisi politik adalah merupakan bagian tak terpisahkan dari system politik Islam. Dari sekian tokoh yang menarik untuk diapresiasi, khususnya gagasan tentang oposisi adalah Abu Ya'la al-Farra' dan Ibnu Taimiyah. Hal ini mengingat keduanya tokoh mazhab yang sama yaitu Hambali, dan mempunyai latar belakang yang sangat berbeda. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), bersifat deskriptif komparatif dengan menggunakan pendekatan histories sosiologis. Dari data-data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode induktif, deduktif dan komparatif. Pandangan Abu Ya'la al-Farra , gerakan oposisi partisipatif yang berbentuk kerjasama dan control kepada pemerintah boleh dilakukan. Demikian juga Ibnu taimiyah mempunyai pandangan yang sama tentang gerakan oposisi partisipasif ini. Sedang dalam konteks oposisi revolusioner keduanya memiliki pemikiran yang berbeda. Al-Farra' lebih cenderung mengatakan bahwa gerakan oposisi revolusioner terhadap pemerintah tidak dapat dibenarkan sama sekali, baik yang sifatnya hanya membangun suatu aliran mazhab baru atau melakukan pemberontakan terhadap pemerintah. Sedangkan Ibnu Taimiyah berpandangan bahwa melakukan oposisi revolusioner terhadap pemerintah dapat dibenarkan apabila seorang pemimpin sudah melenceng dan keluar dari ajaran Islam.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. DR. H. Syamsul Anwar, MA. 2. Drs. A. Rizal Qasim, M.Si.
Uncontrolled Keywords: oposisi, politik Islam, Abu Ya'la al-Farra', Ibnu Taimiyah
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 28 Dec 2012 16:39
Last Modified: 08 Jun 2023 09:50
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4899

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum