ISLAM DAN EVIDENTIALISME ATEIS (TINJAUAN TERHADAP PEMIKIRAN RICHARD DAWKINS)

Imamul Wathoni, NIM.: 19205012042 (2022) ISLAM DAN EVIDENTIALISME ATEIS (TINJAUAN TERHADAP PEMIKIRAN RICHARD DAWKINS). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ISLAM DAN EVIDENTIALISME ATEIS (TINJAUAN TERHADAP PEMIKIRAN RICHARD DAWKINS))
19205012042_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (ISLAM DAN EVIDENTIALISME ATEIS (TINJAUAN TERHADAP PEMIKIRAN RICHARD DAWKINS))
19205012042_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Beberapa dekade terakhir, wacana saintisme yang bergandengan dengan ateisme pada masa kontemporer telah memasuki babak baru. Eksistensi new atheism, sebagai rival agama seakan memberikan penegasan bahwa agama dan teologi, secara khusus Islam, sedang berada di persimpangan jalan. Salah seorang yang cukup berpengaruh kemudian, terhadap pergerakan ateisme kontemporer ialah Richard Dawkins. Seorang biologist di Universitas Oxford ini, menjadi prototype dalam pergerakan ateisme kontemporer. Ia menyuarakan pentingnya pengkajian science dalam kehidupan manusia, demi kebenaran dan realitas. Bukan hanya berhenti di situ, Richard Dawkin merasa, karena science ialah pihak yang paling berjasa pada pengembangan ilmu pengetahuan, kemajuan peradaban dan paling efektif dalam mengungkap misteri realitas di balik alam semesta. Karenanya, dia menolak Tuhan dan agama sebagai pihak yang berusaha mengatur lajunya kehidupan dengan dalih evolusi (evolution) dan seleksi alam (natural selection). Dengan narasi, bahwa bukti hanya dapat terungkap dengan benar, apabila science yang menanganinya. Bukti merupakatan kata kunci yang menjadi pegangan Richard Dawkins, dalam merumuskan gagasan tidak relevannya Tuhan dan agama. Atas nama science, Richard Dawkins menuntut adanya berbagai bukti ilmiah dan rasional dari setiap isu yang menyangkut realitas dan kebenaran yang bersifat transcendental. Rasionalitas dari keberadaan Tuhan, eksistensi agama, hingga konsep wahyu dan kehidupan setelah kematian tak luput dari objek kritiknya. Hal tersebut ditolak karena tidak memiliki landasan epistemik dalam pembuktian rasional-empiris, yang dalam epistemologi disebut sebagai evidentialisme (teori bukti), menundukkan berbagai objek pengetahuan tersebut dalam kerangka scientific-biologis dan menceraikannya dari aspek metafisis-transendental. Penelitian ini menggunakan pendekatan worldview, dan ini merujuk pada worldview Islam pemikir Muslim, secara khusus al-Attas dalam meninjau konstruksi berpikir Richard Dawkins. Secara teknis diuraikan terlebih dahulu, pokok-pokok pikiran Richard Dawkins mengenai kostruksi, terutama mengenai buah evolusi dan seleksi alam yang dijadikan sebagai dalih dalam menolak eksistensi Tuhan dan peran agama. Di samping itu, pendapat pemikir lain, juga dilibatkan untuk menguraikan berbagai narasi bukti dan fakta-fakta yang ditawarkan dalam epistemologi Islam, yang termuat dalam narasi wahyu sebagai perbandingan terhadap narasi bukti yang berusaha diuraikan dalam pemikiran Richard Dawkins. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa evidentialisme ateis Richard Dawkins, secara epistemik mengacu pada falsafah naturalisme saintifik (scientific naturalism) atau dengan kata lain menggunakan nilai-nilai postivisme logis dalam memandang isu realitas dan kebenaran, yang di dalamnya menyangkut naras-narasi bukti. Cakupannya antara lain: evidentialisme ateis dianggap sah, pertama jika bersifat empiris, bahwa kebenaran dan realitas hanyalah dapat didefinisikan dari dan dipahamai dengan berbagai hal yang dapat diverifikasi oleh indera menjadi fakta-fakta saintifik. Ke dua, menjadikan semata-mata indera sebagai instrument dalam eksperimen. Ke tiga, evolusi sebagai basis teori sehingga dengannya, Richard Dawkins membaca dan membedah realitas dan kebenaran (the construction of reality and truth), termasuk dalam hal ini berkaitan dengan konsepsi Tuhan dan agama. Ke empat, seleksi alam (natural selection) sebagai mekanisme dan postulasi dalam menguraikan berbagai fenomena yang ada dalam alam semesta. Kemudian tinjauan dari pemikir (kontra) yang mengkounter narasi tersebut, mencangkup kritik yang bersifat epistemologis, bahwa sumber pengetahuan dan keyakinan yang darinya Richard Dawkins membangun berbagai argumen dan postulasi, tidak bisa hanya sekedar disandarkan pada naturalism saintifik, terlebih yang menegasikan aspek transendensi, yang mana ruang tersebut bersinggungan dengan eksistensi ketuhanan. Pada aspek ontologis, sumber dan pijakan dari segala gagasan yang dilontarkan Richard Dawkins (original material), dipertanyakan sebab secara saintifik dan metafisis tidak dapat dibuktikan kebenaran dan realitasnya.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Alim Roswantoro, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Islam, Evidentialisme, Ateisme, Narasi Bukti, Richard Dawkins
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat

Islam dan Pemikiran
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2) > Filsafat Islam
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 14 Mar 2022 15:19
Last Modified: 14 Mar 2022 15:19
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/50020

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum