SANKSI HUKUM BAGI PELAKU HOMOSEKS (STUDI KOMPARASI ANTARA IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM MALIK)

MUZDALIFAH - NIM. 98363462, (2010) SANKSI HUKUM BAGI PELAKU HOMOSEKS (STUDI KOMPARASI ANTARA IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM MALIK). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Abstract

ABSTRAK Dalam hokum Islam para fuqaha-pun berbeda pendapat tentang sanksi hukum yang harus diberikan pada pelaku homoseks baik terhadap la'it maupun malut bih-nya. Pada umumnya perbedaan pendapat di kalangan fuqaha tersebut dikarenakan oleh perbedaan pola pemikiran dan metode yang digunakan dalam menentapkan suatu hokum, yang hal itu tidak terlepas dari pengaruh kondisi social budaya dan politik yang melatar belakangi munculnya pendapat tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian literer (library research), dan bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normative-sosiologis. Pengumpulan data diperoleh dari sumber data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini digunakan analisis komparatif yaitu membandingkan pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Malik tentang sanksi hukum bagi pelaku homoseks. Homoseks menurut Imam Abu Hanifah tidak termasuk dalam kategori zina sebab homoseks dan zina mempunyai akar kata yang berbeda walaupun keduanya disebut sebagai fahisyah. Sedang kan Imam Malik berpendapat bahwa penyebutan homoseks sebagai fahisyah menunjukan kesamaannya dengan zina yang disebut juga sebagai fahisyah. Imam Malik mengqiyaskan homoseks dengan zina. Zina sebagai asl, dan homoseks sebagai far yang dicari kepastian hukumnya. Dari kedua pendapat ini terlihat bahwa mereka berbeda dalam beristinbat, Abu hanifah tidak menggunakan qiyas sedangkan Imam Malik menggunakan qiyas.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item