TOTEMISME PADA MASYARAKAT MODERN (STUDI PANDANGAN MASYARAKAT BALUWARTI SURAKARTA TERHADAP KERBAU BULE)

Muhammad Sarlito, NIM.: 06520024 (2013) TOTEMISME PADA MASYARAKAT MODERN (STUDI PANDANGAN MASYARAKAT BALUWARTI SURAKARTA TERHADAP KERBAU BULE). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TOTEMISME PADA MASYARAKAT MODERN (STUDI PANDANGAN MASYARAKAT BALUWARTI SURAKARTA TERHADAP KERBAU BULE))
06520024 - File 1.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (TOTEMISME PADA MASYARAKAT MODERN (STUDI PANDANGAN MASYARAKAT BALUWARTI SURAKARTA TERHADAP KERBAU BULE))
06520024 - File 2.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Kebudayaan merupakan ciri khas suatu daerah. Di kota Surakarta memiliki kebudayaan yaitu kirab pusaka malam 1 Sura, yang mana kirab tersebut merupakan arak-arakan pusaka keraton dan dipimpin oleh sekelompok kerbau bule/ kerbau Kyai Slamet. Sebagian besar masyarakat Surakarta masih menganggap kerbau bule/ kerbau Kyai Slamet sebagai hewan keramat karena memiliki kekuatan spiritual yang tidak dimiliki oleh hewan lainnya. Kerbau bule/ kerbau Kyai Slamet dipercaya dapat membawa berkah. Fenomena ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pandangan masyarakat di Kelurahan Baluwarti terhadap kebau bule? 2. Factor-fsktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat di Kelurahan Baluwarti mempercayai kebau bule? Subyek yang diteliti adalah masyarakat Kelurahan Baluwarti, pengambilan subyek dengan menggunakan metode Purposive Sampling kriteria 20 tahun keatas usia, pernah melihat kirab pusaka malam 1 Sura, mengetahui dan percaya nilai mistis kerbau bule. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, dengan teknik pengumpulan data secara kualitatif yang ditempuh dengan beberapa metode yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun masyarakat di Kelurahan Baluwarti sudah modern, tetapi mereka masih banyak yang menganut kepercayaan kejawen yaitu totemisme. Sebagian dari mereka masih mempercayai bahwa kerbau bule/ kerbau Kyai Slamet merupakan hewan pembawa berkah sehingga tidak boleh dijual, dimakan apalagi dibunuh. Pada waktu malam 1 Sura masih banyak juga masyarakat yang mengambil kotoran kerbau bule/ kerbau Kyai Slamet untuk digunakan sebagai jimat, pelaris dagangan, campuran pupuk, dan lain-lain. Fenomena mengambil kotoran kerbau bule/ kerbau Kyai Slamet disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya keyakinan “apabila mendapat kotoran tersebut akan mendapatkan keselamatan dan rezeki yang berlimpah”, pengaruh dari teman atau panutan (orang tua dan masyarakat), persepsi masyarakat terhadap raja bahwa raja adalah orang yang paling dekat dengan Tuhan atau Dewa sehingga apapun yang dekat dengan Raja pasti dapat membawa berkah, termasuk binatang kesayangannya kerbau bule.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. H.A. Singgih Basuki, M.A
Uncontrolled Keywords: Kerbau Bule, Mistis, Nilai Budaya, Kerbau Bule, Masyarakat Baluwarti
Subjects: Budaya dan Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Perbandingan Agama (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 03 Aug 2022 11:46
Last Modified: 03 Aug 2022 11:46
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52414

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum