PONDOK PESANTREN RASYIDIYAH KHALIDIYAH AMUNTAI KALIMANTAN SELATAN PADA MASA JEPANG 1942-1945

Syamsul Rahmi, NIM.: 08120023 (2013) PONDOK PESANTREN RASYIDIYAH KHALIDIYAH AMUNTAI KALIMANTAN SELATAN PADA MASA JEPANG 1942-1945. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PONDOK PESANTREN RASYIDIYAH KHALIDIYAH AMUNTAI KALIMANTAN SELATAN PADA MASA JEPANG 1942-1945)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA·.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (PONDOK PESANTREN RASYIDIYAH KHALIDIYAH AMUNTAI KALIMANTAN SELATAN PADA MASA JEPANG 1942-1945)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Secara historis Lembaga Pendidikan Islam (LPI) tertua yang ada di Indonesia adalah pesantren. Terlepas dari pengaruh Hindu-Budha atau Arab, pesantren merupakan produk interaksi dan akulturasi Islam dengan budaya lokal dalam konteks budaya asli. Pesantren saat itu masih dalam bentuk sederhana, salafiyah, dan non-klasikal. Lalu, dengan diperkenalkannya sekolah dalam bentuk klasikal oleh pemerintah Belanda, muncullah madrasah sebagai counter institution yang tidak hanya memuat pelajaran agama, tetapi juga pelajaran umum sebagaimana yang dikembangkan oleh berbagai Ormas Islam saat itu. Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai Kalimantan Selatan berdiri sejak tahun 1922 tepatnya tanggal 13 Oktober oleh K. H. Abdurrasyid. Pada tanggal 8 Desember 1942 saat Jepang menguasai Amuntai, Jepang pada waktu itu menggunakan kekuasaannya, seluruh partai dan organisasi masa dibubarkan, bahkan nama pondok pesantren yang sebelumnya bernama Ma‟had Rasyidiyah harus diganti memakai bahasa Jepang “Kai Kjo Gakko‟. Disini dapat dilihat bahwa Jepang sudah ikut campur tangan terhadap eksistensi pesantren. Dengan melihat permasalahan tersebut dan juga karena pesantren Rakha merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Amuntai, sampai saat ini tetap eksis di tengah pendidikan yang bersifat umum, maka pesantren Rakha sangat menarik untuk dikaji lebih jauh melalui penulisan. Adapun permasalahan utama dalam penulisan ini adalah bagaimana kondisi Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah pada masa Jepang, dan kontribusinya dalam perkembangan masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teorinya Max Weber yaitu teori kepemimpinan berdasarkan otoritas yang disandangnya, yaitu: (1) otoritas karismatis, yaitu berdasarkan pengaruh dan kewibawaan pribadi; (2) otoritas tradisional, yaitu yang dimiliki berdasarkan pewarisan atau turun-temurun; (3) otoritas legal rasional, yaitu yang dimiliki berdasarkan jabatan serta kemampuannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dan politis. Pendekatan sosiologis yang menyoroti segi-segi sosial dari peristiwa yang dikaji. Sedangkan pendekatan politis yang menyoroti tentang jalannya sejarah yang ditentukan oleh kejadian politik, perang, diplomatis, dan tindakan tokoh-tokoh politik. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang bertumpu pada empat langkah kegiatan: heuristik, verifikasi (kritik sumber), interpretasi (penafsiran), dan historiografi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. H. Maman Abdul Malik Sya‟roni, M.S
Uncontrolled Keywords: Rakyat Amuntai, Masa Jepang, Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah
Subjects: Pendidikan Islam (Pesantren) > Pondok Pesantren
Sejarah Indonesia
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 04 Aug 2022 08:43
Last Modified: 04 Aug 2022 08:43
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52424

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum