MAKNA TAKZIR BAGI SANTRI PUTRI DI PONDOK PESANTREN ANNAJAH GONDANG SRAGEN

Alfi Muyasaroh, NIM.: 18107020011 (2022) MAKNA TAKZIR BAGI SANTRI PUTRI DI PONDOK PESANTREN ANNAJAH GONDANG SRAGEN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (MAKNA TAKZIR BAGI SANTRI PUTRI DI PONDOK PESANTREN ANNAJAH GONDANG SRAGEN) 18107020011_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (MAKNA TAKZIR BAGI SANTRI PUTRI DI PONDOK PESANTREN ANNAJAH GONDANG SRAGEN) 18107020011_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Di dalam dunia pendidikan baik itu formal maupun non formal disiplin dan tata tertib merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, dalam membentuk perilaku tersebut Pondok Pesantren Annajah menerapkan beberapa metode untuk mendisiplinkan santri. Salah satu metode yang paling menonjol yaitu metode takzir (hukuman untuk santri yang melanggar peraturan). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan santri dalam memaknai takzir Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Interaksionisme Simbolik dari George Herbert Mead. Hasil temuan peneliti dilapangan yaitu, profil Pondok Pesantren Annajah Gondang, sarana-prasarana Pondok Pesantren, macam-macam takzir di Pondok Pesantren, pengalaman takzir yang diterima santri serta perspektif takzir dalam pandangan santri Adapun hasil temuan ini menunjukan bahwa santri memaknai takzir sebagai sarana sosial yang dapat membentuk perilaku mereka lebih disiplin, namun disi lain metode takzir tersebut juga memberi makna pengekangan pada kesenangan dan kebutuhan aktivitas sosial santri di luar pesantren. Dalam melakukan tindakan tersebut santri dipengaruhi oleh dua faktor, (1) Internal seperti kebutuhan refreshing dan kurangnya management diri dalam mengatur dirinya. (2) Eksternal seperti keterbatasan sarana dan prasarana, jadwal pesantren yang terlalu padat serta aksesibilitas tempat belajar yang kurang terjangkau.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item