GENDER AND RELIGION : AN ISLAMIC PERSPECTIVE

SYARIF HIDAYATULLAH , (2008) GENDER AND RELIGION : AN ISLAMIC PERSPECTIVE. /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah Vol. 39 No. 2 July - December 2001/.

[img]
Preview
Text
04. SYARIF HIDAYATULLAH - GENDER AND RELIGION AN ISLAMIC PERSPECTIVE.pdf - Accepted Version

Download (7MB) | Preview
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)

Abstract

Memperbincangkan masalah jender merupakan suatu trend baru yang saat ini tengah menjadi fenomena yang meluas dan cukup menyerap perhatian dan sorotan banyak kalangan. Dari mulai aktivis perempuan, akademisi, intelektual, ulama, kaum profesional, dan bahkan, hingga kaum lelaki dan masyarakat pada umumnya. Seiring dengan majunya cara berpikir dan perilaku manusia, maka semakin menggema dan dahsyatnya suara-suara yang menggugat berbagai ketidakadilan jender yang dialami kaum perempuan selama ini, baik dalam sektor domestik maupun sektor publiknya. Ironisnya, yang paling disoroti dan dituding banyak orang sebagai biang dari ketidakadilan tersebut adalah eksistensi agama. Agama selama ini dijadikan sebagai alat untuk mengabsahkan ketimpangan jender perempuan terhadap laki-laki. Padahal, agama pula yang menyuarakan tentang prinsip-prinsip universal, semacam keadilan dan kesetaraan derajat manusia. Karena itu, pada perkembangan kontemporer muncullah suara-suara dan spirit baru dari sebagian agamawan dan kaum feminis untuk mereformasi cara memahami agamanya. Dari cara konvensional yang sarat dengan nuansa patriarkhalnya kepada cara baru yang lebih membebaskan dan mensterilkan diri dari tradisi lama tersebut. Di sinilah letak signifikansinya tulisan ini yang berupaya memberikan suatu kontribusi untuk mengkaji bagaimana umat Islam harus membangun kesadaran jender dalam melihat tradisi keagamaannya. Dari kajian ini terungkap bahwa pada paruih kedua abad 19 Masehi mulai tumbuh kesadaran jender di kalangan umat Islam. Feminis Muslim menyuarakan penolakan atas ketidaksetaraan kontruksi jender dan dominasi laki-laki terhadap perempuan. Sebab itu, mereka melakukan berbagai iijtihad/i dalam mengartikulasikan prinsip egalitarianisme Islam yang semestinya. Dalam konteks ini, menurut mereka, perlu dilakukan pembedaan secara demarkatis antara Islam sebagai agama dan Islam sebagai budaya. b

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Gender, Religion, Islamic, Perspective
Subjects: Al Jamiah Jurnal
Divisions: E-Journal
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 04 Apr 2013 16:45
Last Modified: 04 Apr 2013 16:46
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/566

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum