TRADISI AMPYANG MAULID SEBAGAI SIMBOLISASI PERAYAAN MAULID NABI SAW DI DESA LORAM KULON, JATI, KABUPATEN KUDUS

Naili Fithriyah, NIM.: 19105020005 (2023) TRADISI AMPYANG MAULID SEBAGAI SIMBOLISASI PERAYAAN MAULID NABI SAW DI DESA LORAM KULON, JATI, KABUPATEN KUDUS. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI AMPYANG MAULID SEBAGAI SIMBOLISASI PERAYAAN MAULID NABI SAW DI DESA LORAM KULON, JATI, KABUPATEN KUDUS)
19105020005_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img]
Preview
Text (TRADISI AMPYANG MAULID SEBAGAI SIMBOLISASI PERAYAAN MAULID NABI SAW DI DESA LORAM KULON, JATI, KABUPATEN KUDUS)
19105020005_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Maulid merupakan sebuah peringatan atas lahirrnya Nabi Muhammad SAW. Maulid Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa sejarah dalam kehidupan manusia. Kelahiran Nabi Muhammad merangkum seluruh segi kehidupan umat manusia dalam menghadapi perkembangan sejarah di masa mendatang. Jadi patutlah jika penghormatan dan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad sangat mendalam. Dalam rangka mengenang kelahiran Nabi Muhammad, setiap tahun umat Islam di berbagai negara melakukan tradisi. Tradisi tersebut dilaksanakan pada bulan Robi‟ul Awal dengan peringatan Maulid Nabi SAW. Peringatan maulid Nabi Saw. Desa Loram Kulon merupakan salah satu acara kebanggaan masyarakat Desa Loram Kulon. Kegiatan ini dilakukan dengan perayaan tradisi Ampyang Maulid. Tradisi Ampyang Maulid dikenalkan kepada masyarakat Desa Loram Kulon pertama kali tahun 1560-an oleh Sultan Hadirin. Awal mula tradisi Ampyang Maulid merupakan media dakwah Sultan Hadirin dalam menyebarkan Islam di Loram Kulon. Tradisi tersebut diterima baik oleh masyrakat. Dahulu masyarakat Loram Kulon yang menganut agama Islam sekarang ini mayoritas masyarakat memeluk agama Islam. Sehingga dalam perkembangannya tradisi ini sekarang menjadi sebuah festival kirab simbolisasi perayaan maulid Nabi Saw. Ampyang Maulid sendiri berasal dari dua kata yaitu “Ampyang‟ dan “Maulid” menerut para sesepuh desa Loram Kulon, Ampyang merupkan jenis krupuk yang terbuat dari tepung, berbentuk bulat dengan warna berbagai macam. Sedangkan “Maulid” yang dimaksud adalah hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Kemudian pada saat kirab berlangsung ampyang diarak keliling desa Loram Kulon. Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan tradisi Ampyang Maulid di Loram Kulon, bagaimana proses transmisi dan pemaknaan tradisi Ampyang Maulid tersebut oleh masyarakat Desa Loram Kulon. Adapun pendekatan yang digunakan yaitu sosiologi agama dengan teori Clifford Geertz tentang agama sebagai sistem kebudayaan. Pada teorinya tersebut Geertz beranggapan bahwa agama merupakan fakta kultutal sebagaimana adanya kebudayaan Jawa, bukan hanya sekedar ekspresi kebutuhan sosial atau ekonomi saja. Berdasarkan penelusuran tersebut, hasil dari penelitian ini menunjukkan transmisi pada perayaan tradisi Ampyang Maulid serta makna tradii Ampyang Maulid bagi masyarakat Loram Kulon. Selain itu dialektika agama dan budaya menjadi kekhasan tersendiri pada perayaan tradisi Ampyang Maulid.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing; Drs. Rahmat Fajri, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: tradisi; Ampyang Maulid; Loram Kulon
Subjects: Islam dan Tradisi
Studi Agama Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 26 May 2023 09:49
Last Modified: 26 May 2023 09:49
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58887

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum