RELASI KUASA PENGETAHUAN DALAM TAFSIR SUFI MODERAT (SUFI ISYARI) (Studi Kitab Tafsir Lata’if al-Isyarat Karya al-Qusyairi)

Ahmad Ahnaf Rafif, NIM.: 20205031022 (2022) RELASI KUASA PENGETAHUAN DALAM TAFSIR SUFI MODERAT (SUFI ISYARI) (Studi Kitab Tafsir Lata’if al-Isyarat Karya al-Qusyairi). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (RELASI KUASA PENGETAHUAN DALAM TAFSIR SUFI MODERAT (SUFI ISYARI) (STUDI KITAB TAFSIR LAṬA’IF AL-ISYARAT KARYA AL-QUSYAIRI))
20205031022_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (RELASI KUASA PENGETAHUAN DALAM TAFSIR SUFI MODERAT (SUFI ISYARI) (STUDI KITAB TAFSIR LAṬA’IF AL-ISYARAT KARYA AL-QUSYAIRI))
20205031022_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Penafsiran al-Qusyairi dalam Lata’if al-Isyarat memiliki mekanisme yang berbeda dengan tafsir-tafsir sufi di periode sebelumnya, seperti al-Tustari dan al-Sulami, yang tidak menggunakan analisis keilmuan eksoteris seperti kebahasaan, fiqh, dan teologi secara mendalam. Dalam melakukan penafsiran, al-Qusyairi memadukan keilmuan zahir (exoteric) dan batin (esoteric), sehingga ia disebut sebagai tafsir sufi moderat (moderate sufi commentaries). Sementara dalam kesarjanaan Islam, penafsiran sufi yang tidak meninggalkan makna zahirnya disebut sebagai al-tafsir al-isyari. Perbedaan mekanisme penafsiran tersebut disebabkan salah satunya oleh konteks historis Nisapur yang memiliki pemikiran keagamaan yang beragam sekaligus dinamis. Lat}a>’if al-Isya>ra>t muncul ketika perdebatan wacana terkait sikap asketisme terjadi antara Malamatiyyah dan Karramiyyah. Kemunculan dua kelompok yang menjadi bagian dari gerakan asketisme (zuhd) dalam dunia Islam tersebut mendapat perhatian serius dari para penulis sekterian. Beberapa penulis dari kalangan ulama mempermasalahkan isu teologi dan mazhab fiqh dalam ajaran para zahid dan sufi. Kuatnya kuasa pengetahuan ulama eksoteris tersebut membatasi persepsi tentang Islam pada aspek eksoteris sehingga meminggirkan keilmuan yang bersifat esoteris. Mekanisme pengeksklusian aspek esoteris tersebut juga menyentuh ranah penafsiran al-Qur’an. Di tengah dinamika perdebatan yang terjadi antara keilmuan eksoteris yang hegemonik dan esoteris yang marjinal, tafsir al-Qusyairi hadir dengan metode yang khas dalam memadukan kedua keilmuan tersebut. Tesis ini akan mengkaji mekanisme relasi kuasa yang bekerja di penafsiran al-Qusyairi dalam upayanya mengangkat penafsiran sufistik. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah guna mengamati perdebatan wacana dalam konteks Nisapur secara khusus dan dunia Islam secara umum, serta analisis konten (content analysis). Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Proses analisis pada penelitian ini menggunakan tiga prinsip dalam analisis internal yang ditawarkan oleh Foucault, yakni: prinsip commentary (komentar), untuk mengamati mekanisme kuasa di dalam mukadimah; author (kepengarangan), dengan fokus pada tema-tema tertentu; serta discipline (disiplin), guna mengamati teknik penafsiran yang menjadi acuan al-Qusyairi. Secara keseluruhan, ketiga prinsip tersebut digunakan untuk menganalisis mekanisme relasi kuasa-pengetahuan yang bekerja di dalam Lat}a’if al-Isyarat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara commentary, mekanisme yang dilakukan oleh al-Qusyairi ialah dengan menegaskan kuasa pengetahuan yang dimiliki oleh para ahl al-haqiqah, yakni orang-orang yang memperoleh pengetahuan langsung (intuitif) tentang Tuhan (haqiqah); menuliskan kembali pemikiran mereka di dalam penafsiran; serta mengganti diskursus ontologi makna zahir dan batin dengan klasifikasi antara ‘ulama’ dan asfiya’. Melalui mekanisme commentary, tafsir Lata’if al-Isyarat menempatkan dirinya pada wacana yang selama ini terpinggirkan, yakni tafsir sufistik. Sementara dari prinsip author, fungsi kepengarangan al-Qusyairi terlihat pada tujuannya yang berupaya menunjukkan keselarasan antara ajaran para sufi dengan keilmuan eksoteris. Contohnya ialah kesesuaian antara syari’at dan hakikat dalam penafsiran QS. al-Maidah: 6 yang memiliki ajaran serupa dengan al-Risalah al-Qusyairiyyah. Analisis prinsip author menghasilkan kesimpulan bahwa

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Lata’if al-Isyarat; Al-Qusyairi; Tafsir Sufi; nisapur; relasi kuasa
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 26 May 2023 13:55
Last Modified: 26 May 2023 13:55
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58899

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum