PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN WAHID

RIZA APRILIANA, NIM. 07370031 (2011) PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN WAHID. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
07370031_BAB I_DAN_SEVELUM_TERAKHIR_DAFTAR_PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text
07370031_BAB II_III_IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK K.H. Abdurrahman Wahid, yang akrab dengan panggilan Gus Dur, adalah seorang pemikir dan pejuang pluralisme, tokoh anti kekerasan, membela orangorang yang termajinalkan sekaligus pelindung kaum minoritas agama, gender, keyakinan, etnis dan bahkan kalangan sendiri. Dari perjuangan ini satu hal yang menarik adalah bagaimana pluralisme sebagai politik kultur K.H. Abdurrahman Wahid. Ada beberapa alasan mengapa ketokohan Gus Dur perlu diangkat yaitu: pertama, gerakan perjuangan Gus Dur yang selalu menuai kontroversial, dan selalu berbeda dengan politisi lain, baik kawan maupun lawannya; kedua, gaya politiknya yang unik, dan selalu multitafsir yang mengakibatkan kebanyakan orang sulit memahaminya; ketiga, isu tentang ketokohan Gus Dur yang muncul dan menjadi perdebatan setelah kepergiannya. Dalam menemukan sisi ketokohan Gus Dur dalam dunia politik di Indonesia salah satunya mensyaratkan penelitian pada buku-buku yang ditulisnya, serta buku-buku dan tulisan-tulisan lain yang menjelaskan tentang perjalananpolitik yang dilakoninya. Setelah dilakukan penelitian secara mendalam, Penulis berpandangan bahwa ada tiga nilai politik yang diperjuangkannya di dunia politik Indonesia yaitu: demokrasi, pluralisme dan nasionalisme. Namun, dari ketiga nilai politik tersebut diatas, Penulis hanya mengambil dan membahas tentang salah satu nilai yang diperjuangkan Gus Dur yaitu pluralisme. Dalam menjaga dinamisasi keagamaan Gus Dur menolak pluralisme indifferent, paham relatifisme yang menganggap semua agama sama. Tetapi Gus Dur menghargai pluralisme nonindifferent yang mengakui dan menghormati keberagaman agama. Dalam memperjuangkan pluralisme di Indonesia, Gus Dur menandaskan perlunya tiga nilai universal yaitu: kebebasan, keadilan, dan musyawarah untuk menghadirkan pluralisme sebagai agen pemaslahatan bangsa. Kesamaan hak dan martabat semua penganut dan kepercayaan di bumi nusantara menjadi hal mutlak yang diayomi oleh pandangan inklusifnya. Selama ini kajian tentang politik banyak berbicara tentang budaya politik (Political Culture), namun sebaliknya, berbicara tentang politik kultur atau politik budaya (Cultural Politics) masih terbilang sedikit bahkan jarang yang membahasnya. Disini Penulis ingin memaparkan tentang pluralisme sebagai politik kultur K.H. Abdurrahman Wahid. div

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. Drs. Makhrus Munajat, M.Hum. 2. Hj. Fatma Amilia, M.Si.
Uncontrolled Keywords: pluralisme, politik, kultur, KH Abdurrahman Wahid
Subjects: Politik Islam dan Demokrasi
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 28 Jul 2017 10:17
Last Modified: 26 Jul 2019 10:39
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6204

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum