PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR TENTANG NASIKH MANSUKH

ABDUL GHOFUR, NIM. 98532710 (2003) PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR TENTANG NASIKH MANSUKH. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR TENTANG NASIKH MANSUKH )
BAB I. V.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR TENTANG NASIKH MANSUKH )
BAB II. III. IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Penelitian yang merupakan studi kepustakaan murni mi dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pemikiran Muliammad Sya1irãr tentang konsep Näsikh Mansukh beserta metodologi penafsirannya. Data primer penelitian mi adalab buku DIrácät Isliiniyyah Mu’Acirah halDaulab wa al-Muftama dan Nahwa LcuI Jadidab li aI-Fiqh aJ-IsJimi karya dan tokoh yang disebutkan diatas. Sedangkan data sekunden diambil dan buku-buku dan kitab-kitab yang ada. hubungannya dengan masalah yang dibahas, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk mencapai tujuan diatas, penelitian im diupayakan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu pemaparan apa adanya dalam suatu teks dengan cara mendeskripsikannya dengan bahasa penulis. Dengan penelitian mi dapat diketahui bagaimana sebenarnya pernikiran MuIammad Syalriir tentang Nsikh Mansiikh. Dan pemikirammya di atas, ternyata mengandung perbedaan yang essensial dengan para ulama dan pemikir ke-Islaman sebelumnya. Kata “ayat” dalam teks ayat 6 surat al-Baqarab yang oleb jurnhur ulama diartikan sebagai redaksi a1Qur?an yang ada di antara dua pemisah, olah Syahrür diartikan sebagai risalah samawi, sehingga konteks Naskh yang ditunjukkan ayat tersebut merujuk pada penggantian hukurn yang terjadi antar syariat yang satu oleh syariat yang lain. Setiap ayat al-Qu?an menurut Syairür memiliki bidang area, dan setiap hukum memiliki ruang untuk pengamalannya, sehingga tidak mungkin ada penggantian ayat-ayat yang memuat syariat yang sam bagi rasul yang satu, tetapi pasti teijadi pergantian syariat diantara syaniat yang berbeda-beda dan rasul yang datang berunutan. Dengan demikian, pemikiran Syarãr tentang Nãsikh Mansãkh im dapat dikatakan berseberangan dengan pemikiran j umhur ulama Islam yang menganggap adanya Nãsikh Mansükh dalam al-Qu?an. Pendapat semacam itu menurut Syahrãr teiah mengancarn keutuhan al-Quran yang merupakan ajaran yang selalu sesuai dengan segala zaman dan waktu dan terbebas dan kesia-siaan. Namun demikian Syahrãr mengingatkan bahwa apa yang diiakukannnya saat mi merupakan salah satu dan sekian banyak cara baca terhadap kitab suci alQur’an dan bukanlah sesuatu yang final, karena han terus bergulir, dan perkembangan terus berjalan tanpa henti, dan cara baca senantiasa berubah seiring dengan perubahan waktu, tempat dan sistern pengetahuan yang benlaku. Satusatunya yang temp adalah Allah dan Kitab-Nya yang mulia. Diakuinya bahwa apa yang dicapainya han mi, akan terus mengalami proses perubahan kembali di esok kemudian han, yang oleh generasi mendatang di bawa kepada proses pembentukan yang barn, adapun hasil akhir hanya akan dapat dicapai path han di mana Allah telah mewariskan bumi dan apa yang ada di dalamnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Nasikh mansukh
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 08 Oct 2013 15:01
Last Modified: 22 May 2015 08:45
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9350

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum