TEOLOGI INDIGENISASI (STUDI TENTANG INKULTURASI GEREJA HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA)

ANDILALA, NIM. 96522289 (2003) TEOLOGI INDIGENISASI (STUDI TENTANG INKULTURASI GEREJA HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (TEOLOGI INDIGENISASI (STUDI TENTANG INKULTURASI GEREJA HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA) )
BAB I. V.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (TEOLOGI INDIGENISASI (STUDI TENTANG INKULTURASI GEREJA HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA) )
BAB II. III. IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Dalam tahun-tahun belakangan ini terjadi pergeseran penting dalam perspektif berteologi. Kini perhatian jauh lebih banyak diberikan pada bagaimana situasi dan kondisi mi membentuk tanggapan terhadap Injil. Fokus mi diungkapkan dalam istilah-istilah seperti “lokalisasi”, kontekstualisasi”, “pempribumian” dan “irikulturasi” teologi. Meskipun makna istilah-istilah di atas memiliki nuansa-nuansa yang sangat berbeda, kesemuanya menunjuk pada kebutuhan dan tanggungjawab orang Kristren menjadikan tanggapan mereka terhadap Injil sekongkrit dan sehidup mungkin. Karena keharusan teologis itulah, selanjutnya muncul istilah Teologi Indigenisasi. Dalam Gereja Katolik, setelah Konsili Vatikan II, refleksi teologis ini dikenal dengan istilah Inkulturasi. Istilah inkulturasi adalah berasal dan Ilmu Antropologi “enkulturasi” yang dalam bahasa Indonesia disebut “pembudayaan”. Dalam proses pembudayaan ini seseorang misiolog harus mempelajari dan menyesuaikan din dengan alam fikiran serta sikap dan adat istiadat, sistem norma dan peraturan-peraturan yang hidup dan berlaku dalam kebudayaan setempat. Dengan pendekatan antropologis, penulis melakukan penelitian lapangan dan diperkuat dengan kajian kepustakaan dapat digambarkan bahwa sepanjang sejarah Gereja Katolik, selama itu pula proses inkulturasi sudah berlangsung. Hal tersebut terjadi juga dalam upaya misi terhadap masyarakat Indonesia. Salah satu wilayah Gereja Katolik di Indonesia yang ada dalam kegiatan inkultufasi adalah Keuskupan Agung Semarang, yaitu wilayah Propinsi Gerejani yang mencakup daerah yuridiksi Gereja di Propinsi Jawa Tengah. Paroki Pugeran adalah salah satu paroki yang ada di dalamnya, sebagian besar umat Katolik di wilayah tersebut adalah pendukung kebudayaan Jawa. Hal ini Karena paroki ini berada di pusat kebudayaan Jawa yang melingkupi wilayah Keraton Yogyakarta. Dalam rangka inkulturasi semua pembaharuan dan penyesuaian telah secara intensif dilakukan di wilayah ini. Di antaranya, bahasa, beberapa upacara lokal tradisional yang berkenaan dengan “daur hidup”, Pembangunan gereja dalam bentuk joglo serta dilengkapi dengan perangkat-perangkat kejawen. Sejumlah besar lagu rohani dengan iningan musik gamelan Jawa telah lama digunakan dalam berbagai upacara keaganiaan. Semua itu dimaksudkan agar pesan-pesan ajaran iman Katolik dapat disuarakan dalam suatu bentuk keselarasan dengan kebudayaan masyarakat setempat. Simbolisme dan toleransi dalam masyarakat Jawa sangat membantu dalani upaya inkulturasi. Namun dalam rangka upaya inkulturasi tersebut juga mengalami hambatan di antaranya dikarenakan kecenderungan mempertahankan nitus Romawi yang dianggap sudah baku dan pengaruh global yang membuat kebudayaan yang diinkulturasikan dianggap tidak relevan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Teologi Indigenisasi
Subjects: Perbandingan Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Perbandingan Agama (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 08 Oct 2013 16:10
Last Modified: 04 Aug 2016 13:59
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9354

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum