@phdthesis{digilib10109, month = {August}, title = {KONSEP THE UNITY OF KNOWLEDGE AHMAD SYAFII MAARIF DAN AKTUALISASINYATERHADAP PRAKTEK PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA}, school = {PERPUSTAKAAN UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 08410261 AFRINALDI}, year = {2012}, keywords = {the unity of knowledge, ahmad syafii maarif, aktualisasi}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/10109/}, abstract = {AFRINALDI. Konsep The Unity of Knowledge Ahmad Syafii Maarif dan Aktualisasinya Terhadap Praktek Pendidikan Islam di Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah \& Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012. Penelitian ini bertujaun untuk memahami pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang konsep the unity of knowledge dan juga untuk mengetahui aktualisasinya terhadap praktek pendidikan Islam di Indonesia. Hasil penelitian in diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi khazanah keilmuan Islam, khususnya bagi mereka yang konsen terhadap persoalan-persoalan yang sangat fundamental dalam dunia pendidikan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat kualitatif, dimana data-datanya dikumpulkan dari buku-buku, majalah, bulletin, tabloid dan sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan wawancara dalam upaya pengumpulan data. Metode analisis dalam penelitain ini adalah metode interpretasi dengan pendekatan filosofis, yakni merumuskan secara jelas hakikat yang mendasari konsep-konsep pemikiran dan setelah itu baru diambil kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Yang dimaksud Buya Ahmad Syafii Maarif dengan konsep the unity of knowledge ialah konsep kesatuan ilmu pengetahuan. Dalam konsep ini, apa yang dikenal dengan konsep pendidikan sekuler dan konsep pendidikan agama telah kehilangan relevansinya. Seluruh cabang ilmu pengetahuan dalam konsep ini bertujuan untuk membawa manusia mendekati Allah, sebagai sumber tertinggi dari segala-galanya. Sebagai sebuah sistem, pendidikan Islam harus dikembangkan dengan corak pendidikan yang kokoh secara spritual, unggul secara intelektual, dan anggun secara moral, berlandaskan al-Qur?an dan berakar dari cita-cita al-Qur?an dalam rangka menciptakan manusia didik yang beriman, berilmu, dan beramal, serta terampil dengan cara mengawinkan tiga komponen: yaitu otak, hati dan tangan. 2) Aktualisasiya terhadap praktek pendidikan Islam di Indonesia diterapkan dalam dua aspek, yaitu: Pertama, aspek kebijakan: Departemen-departemen yang menaungi lembaga pendidikan di Indonesia, cukup dijadikan satu dibawah ?panglima pendidikan? Kemendikbud. Dengan kata lain, sistem pendidikan madrasah dan seterusnya sampai kepada tingkat universitas, cukup ditangani oleh seorang direktur jenderal dalam lingkungan Depdiknas. Dan untuk pendidikan swasta yang non-Muslim dapat pula ditempatkan di bawah sebuah direktorat jenderal di lingkungan Kemendikbud. Serta begitu juga dengan departemendepartemen yang lain. Kedua, aspek kurikulum: Desain materinya harus mencerminkan idealitas al-Qur?an yang mencakup seluruh bidang ilmu, tidak memilih-milih jenis disiplin ilmu secara taksonomi atau dikotomi. Dalam prosesnya metode pembelajarannya dilakukan dengan menerapakan pembelajaran kontekstual yang dikembangkan dengan observasi, dan didasarkan pada pertimbangan moral. Indikator yang dipakai dalam evaluasi adalah lahirnya sosok ilmuwan yang unggul secara intelektual, dan anngun secara moral, kemudian terampil.} }