@phdthesis{digilib10312, month = {October}, title = {HIJABERS COMMUNITY YOGYAKARTA (HCY) SEBAGAI REPRESENTASI BUDAYA POPULAR MUSLIMAH MODERN (STUDI ATAS KOMUNITAS DAN JILBAB HCY) }, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 09123005 FARAH KHOIRUNNISA}, year = {2013}, note = {Pembimbing: Drs. Badrun Alaena, M.Si.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/10312/}, abstract = {Hijabers Community Yogyakarta (HCY) adalah sebuah komunitas yang bergerak dalam ranah kebudayaan, keislaman, dan kemanusiaan. Visi-misi utama komunitas ini adalah syi?ar Islam dan inspirator hijab stylish. Keinginan terbesar para founding-fathers HC maupun HCY adalah memperkenalkan kepada masyarakat muslim internasional bahwa Indonesia adalah perintis pertama dan penggagas awal budaya berjilbab yang khas. Nyatanya, kehadiran HCY mendapat respon positif dari publik. Bukan hanya di Yogyakarta, komunitas-komunitas lain yang bervisi-misi serupa juga bermunculan di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Dampaknya, gelombang pemakaian jilbab yang modern dan stylish hampir menggeser sebagian besar kaum muslimah Indonesia yang masih mengenakan jilbab model lama. Gelombang besar ini membawa kesadaran baru bagi masyarakat bahwa cara berbusana, khususnya cara berjilbab, sudah berganti secara besar-besaran, dari yang sederhana dan simple menjadi lebih unik dan kompleks. Fokus permasalahan penelitian ini adalah peran HCY dalam ranah kebudayaan, respon anggota terhadap keberadaan HCY, dan respon pendukung budaya elite menghadapi munculnya HCY sebagai budaya popular. Penelitian ini bersifat kualitatif, yang diharapkan mampu menggambarkanan komunitas dan jilbab HCY secara utuh. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis kultural. Teori yang digunakan adalah budaya pop milik John Storey dan teori berpakaian dari Ibn Khaldun. Hasil penelitian menunjukan budaya berjilbab telah menjadi ajang komersil yang mendatangkan keuntungan material. Di saat yang sama, kecenderungan komersialitas budaya berjilbab diwadahi oleh komunitas HCY. Komunitas ini memberikan kesempatan besar bagi para desainer untuk menunjukkan rancangan kreatif jilbab mereka. Di lain pihak, antusiasme masyarakat dalam menyambut kehadiran model-model jilbab yang unik dan khas menjadi faktor utama meluasnya pemakaian jilbab modern ini. Kajian budaya popular dalam ranah keagamaan masih terbatas. Penelitian ini menjadi salah satu usaha akademik dalam rangka memperkaya kajian budaya popular tersebut. Di samping itu, hasil penelitian ini memberikan landasan empiris yang mendukung teori budaya pop John Storey dan kompleksitas berpakaian Ibnu Khaldun.} }