%0 Thesis %9 Skripsi %A NUR LAILI MAHARANI, NIM. 09523006 %B FAK. USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2013 %F digilib:10443 %I UIN SUNAN KALIJAGA %P 104 %T MAKNA GUMBREGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PETANI DI DESA NGLORO KECAMATAN SAPTOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/10443/ %X Ritual adalah agama dalam tindakan. Gumbregan merupakan salah satu ritual yang dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Desa Ngloro Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul. Ritual ini hanya dilakukan oleh masyarakat petani Gunungkidul yang memiliki hewan ternak (sapi). Sapi sebagai hewan peliharaan yang dianggap berjasa bagi masyarakat desa Ngloro yang mayoritas berprofesi sebagai petani karena membantu dalam hal penggarapan lahan pertanian. Bagi masyarakat Desa Ngloro, pertanian bukan sekedar memanen hasil yang sudah ditanam pada lahan pertanian, akan tetapi ada sejumlah ritual, mitos ataupun aturan yang harus diperhatikan agar tidak menjadi petaka bagi masyarakat petani. Ritual Gumbregan diadakan setiap tujuh bulan sekali, yakni pada waktu Wuku Gumbreg (kalender Jawa). Tujuan dari ritual gumbregan ini adalah berhubungan dengan mitos petani, seperti kepercayaan adanya makhluk ghaib penunggu hewan ternak dan kandangnya, mendapatkan keberkahan, dan berdoa agar hewan ternaknya bertambah banyak. Apabila ritual tersebut dilakukan oleh masyarakat tentunya mereka memiliki harapan agar mampu tercipta suasana damai dan terhindar dari hal-hal yang bersifat negatif, misalnya mengganggu ketenangan jiwa. Penulis menggunakan teori liminalitas Victor Turner yang menganalisa keadaan masyarakat ketika pelaksanaan ritual keagamaan dan untuk mengkaji aspek-aspek ritual tersebut. Penulis menjelaskan ritual Gumbregan ini, dengan menggunakan sumber data penelitian lapangan. Yang didukung dengan menggunakan metode observasi, interview, dokumentasi dan diolah dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Selain itu, penulis juga menemukan hal yang cukup menarik, diantaranya adanya mitos, magi, ritus serta nilai-nilai yang terkandung dalam ritual yang merupakan pengaruh dari ritual Gumbregan tersebut. Ritual ini dimaknai sebagai peringatan kepada Nabi Sulaiman yang telah merajai seluruh binatang di alam semesta ini, wujud rasa syukur kepada Tuhan, dan sebagai langkah untuk mempersatukan masyarakat agar tercipta kondisi tempat tinggal yang aman dan tentram sehingga mampu memupuk rasa kebersamaan dalam hal sosial kemasyarakatan. Terdapat sisi posotif dalam hal keagamaan yakni meningkatnya keimanan seseorang dalam beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan. Walaupun dalam prakteknya muncul beberapa pandangan, ada yang menolak, ada yang menerima, dan adapula yang berusaha untuk mempertahankannya. Sebagian besar masyarakat masih menginginkan ritual ini dilaksanakan asalkan tidak menjerumuskan diri kepada kesyirikan dan berusaha menonjolkan ritual dalam hal yang positif guna membentuk kehidupan sosial agama yang dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat. %Z Pembimbing: Dr. Singgih Basuki, MA