@phdthesis{digilib11102, month = {January}, title = {PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN PESERTA DIDIK BALIGH KELAS V DAN VI DI SD MUHAMMADIYAH PAKEL PROGRAM PLUS YOGYAKARTA }, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = { NIM. 10470014 IMAM MUTAKHIM }, year = {2014}, note = {Pembimbing : Dra. Wiji Hidayati, M.Ag.}, keywords = {Kata kunci : Peran Guru, Pembinaan, Peserta Didik Baligh dan Taklifi. }, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11102/}, abstract = {Imam Mutakhim. Peran Guru PAI dalam Pembinaan Peserta Didik Baligh Kelas V Dan VI Di SD Muhammadiyah Pakel Program Plus Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2014. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peran guru PAI dalam pembinaan peserta didik baligh, bentuk dan metode yang digunakan dalam melakukan pembinaan peserta didik baligh di keas V dan VI SDMuhammadiyah Pakel Program Plus Yogyakarta. Tidak adanya materi baligh di dalam kurikulum 2006 dan 2013 pada kelas V dan VI dan dengan adanya kasus baligh pada kelas V dan VI, guru PAI harus mampu memaksimalkan perannya sebagai konselor dan perekayasa pembelajaran sebagai bentuk pembinaan terhadap peserta didik baligh maupun sebagi persiapan bagi peserta didik yang belum baligh. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan/kualitatif diskriptif analitik yang bertempat di SD Muhammadiyah Pakel Program Plus Yogyakarta, pengambilan narasumber menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling, teknik purposive sampling digunakan untuk mengambil narasumber kunci sedangkan snowball sampling digunakan untuk menentukan narasumber berikutnya sesuai dengan kriteria narasumber kualitatif. Pengumpulan data berdasarkan dokumentasi, observasi dan wawancara tidak terstruktur. Sedangkan teknik analisa data menggunakan model Mils and Habeman yaitu tahap-tahapnya adalah data reduction, data display dan conclusion drawing/ferification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1). Peran guru PAI sebagai perakayasa pembelajaran dan konselor, 2). Bentuk pembinaan peserta didik baligh melalui pembelajaran dan konseling, 3). Metode pembinaan dalam pembelajaran menggunakan metode langsung dan bersifat kelompok sedangkan pembinaan dalam bentuk konseling menggunakan metode langsung dan bersifat individual. Sehingga penelitian ini mendukung teori yang sudah ada, yakni teorinya E. Mulyasa bahwa guru memiliki peran sebagai perekayasa pembelajaran dan teorinya Cece Wijaya bahwa guru merupakan konselor bagi peserta didik. } }