eprintid: 11450 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 71 dir: disk0/00/01/14/50 datestamp: 2014-03-27 08:22:27 lastmod: 2014-03-27 08:22:27 status_changed: 2014-03-27 08:22:27 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: SLAMET HOZIN , NIM. 09360017 title: TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI MENURUT PANDANGAN FATWA NAHDLATUL ULAMA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN ispublished: pub subjects: PD divisions: jur_pma full_text_status: restricted note: Pembimbing : Drs. H. Fuad Zein, M. A., abstract: Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan informasi melalui media massa merupakan hal yang tidak bisa dielakkan. Salah satunya media massa yang efektif untuk menyampaikan pesan maupun untuk mendulang keuntungan adalah televisi. Beragam acara ditayangkan untuk menarik perhatian pemirsa. Di antara acara-acara tersebut ada satu acara yang cukup diminati oleh pemirsa, yaitu tayangan infotainment. Informasi yang disajikan dalam tayangan infotainment didominasi oleh informasi mengenai kehidupan selebriti. Informasi tersebut tentunya tidak semuanya merupakan hal yang positif dan bermanfaat bagi kepentingan publik. Infotainment juga menayangkan hal-hal yang bersifat negative dan seringkali tidak bermanfaat apa pun bagi publik. Sebagai salah satua cara televisi, tayangan infotainment tunduk kepada peraturan-peraturan mengenai penyiaran. Dalam praktek, ada beberapa hal dalam tayangan infotainment yang melanggar peraturan tersebut, di antaranya pelanggaran terhadap wilayah privat seseorang. Tayangan infotainment berisikan hal-hal yang bersifat privat dan terkadang merupakan aib seseorang. Islam sangat menekankan hubungan yang harmonis antara sesame muslim. Oleh karenaitu Islam melarang untuk membicarakan dan menyebarkan aib orang lain. Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas rakyat Indonesia, oleh karena itu nilai-nilai Islam tentu saja memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat maupun aturan-aturan hukum yang berlaku. Ulama Indonesia sendiri telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan berita infotainment yang berisikan pembicaraan mengenai aib orang lain. Namun hingga saat ini belum banyak yang berubah dari tayangan tersebut. Dengan latarbelakang permasalahan di atas, penyusun tertarik untuk mengetahui bagaimana batas-batas etika penyiaran dalam pandangan fatwa NU dan UU No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran mengenai tayangan infotainment di televisi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Penelitian ini bersifat deskriptif dan bertujuan membandingkan antara fatwa NU dan UU Penyiaran mengenai infotainment. Data yang digunakan adalah bahan-bahan pustaka berupa peraturan hokum positif yang berkaitan dengan penyiaran yaitu UU RI No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan Fatwa Nahdlatul Ulama yang diantaranya berupa norma-norma hukum Islam tentang ghibah, namimah dah tajassus. Dari hasil penelitian ini terdapat perbedaan antara Fatwa NU dan UU Penyiaran dalam menyikapi tayangan infotainment. Dalam hukum UU Penyiaran tidak mempersalahkan pemberitaan aib seseorang. Namun dalam Fatwa NU dengan tegas melarang hal tersebut, apalagi dengan tujuan mencari keuntungan dari berita itu. Dari kedua aturan hokum tersebut sepakat untuk menekankan ketelitian dalam mencari dan menguji kebenaran sebuah isi siaran berita. date: 2014-01-06 date_type: published institution: UIN SUNAN KALIJAGA department: FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM thesis_type: skripsi citation: SLAMET HOZIN , NIM. 09360017 (2014) TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI MENURUT PANDANGAN FATWA NAHDLATUL ULAMA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/2/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/1/BAB%20II%2C%20III%2C%20IV.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/5/lightbox.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/6/preview.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/7/medium.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/8/small.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/9/lightbox.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/10/preview.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/11/medium.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/12/small.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/15/lightbox.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/16/preview.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/17/medium.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/18/small.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/19/lightbox.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/20/preview.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/21/medium.jpg document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11450/22/small.jpg