@phdthesis{digilib11754, month = {January}, title = {EPISTEMOLOGI IRFANI MENURUT PANDANGAN M. AMIN ABDULLAH}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 07510015 AHMAD MUDIYANTORO}, year = {2014}, note = {Pembimbing : Drs. H. Muzairi, M.A.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/11754/}, abstract = {Manusia adalah makhluk unik yang dibekali akal (rasio) dan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu yang dalam inilah yang kemudian mengantarkan pada perkembangan pengetahuan dan filsafat. Dengan menyadari hal itu, penulis mengawali penelitian ini, yaitu tentang ?Epistemologi IrfaniMenurut Pandangan M. Amin Abdullah?, juga berangkat dari rasa ingin tahu yang dalam. Ketertarikan penulis pada hal tersebut karena Amin Abdullah memberikan pemahaman baru tentang epistemologi irfani yang benar-benar berbeda dengan yang sebelumnya, dan pemahaman baru tersebut tidak sebatas teoritis, tapi justeru sengaja dibangun dan digunakan dalam proyek transformasi, baik dalam kerangka pergulatan dan pergumulan akademik dalam transfomasi IAIN ke UIN maupun dalam kerangka interaksi sosial kemasyarakatan. Pemahaman baru, relevansi, dan implementasi yang ditawarkan Amin Abdullah itulah yang menjadi proyek penelitian ini. Sebagai sebuah karya ilmiah, penelitian memiliki berbagai macamjenis, penelitian lapangan, penelitian literatur, penelitian media, dll. Dalam kesempatan ini penulis lebih memilih penelitian literatur. Karena penulis memfokuskan pada sebuah pemahaman yang lebih bersifat konseptual. Sementara dalam praktik-praktik lapangan, penulis sendiri sudah terlibat di dalamnya, yaitu sebagai mahasiswa UIN yang belajar dalam kurikulum dan terikat oleh aturan-aturan yang semuanya itu merupakan implementasi dari proyek transformasi. Dalam penelitian yang bersifat literatur ini, penulis menggunakan metode deskriptif, vestehen, dan analitis. Yaitu suatu proses pemaparan data yang ada, kemudian dipahami sedemikian rupa dan diambil kesimpulan yang lebih jelas. Setelah satu dekade sejak penandatanganan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 1/0/SKB/2004; Nomor: ND/B.V/I/Hk.00.1/04 tentang Perubahan Bentuk IAIN Sunan Kalijaga menjadi UIN Sunan Kalijaga di Departemen Pendidikan Nasional Jakarta pada tanggal 23 Januari 2004, menurut penulis, belum banyak sarjana tingkat Strata Satu UIN yang paham dengan pemikiran Amin Abdullah tersebut. Hal ini dibenarkan oleh Amin Abdullah dengan pernyataannya langsung dalam wawancara yang dilakukan penulis kepadanya pada tanggal 31 Desember 2013 di Gedung Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tradisi tasawuf dengan wirid-wirid dan tarekat-tarekat yang menjadi primadona dalam tradisi Islam sebagai tradisi Irfani telah ditepis dan dianggap sebagai kecelakaan sejarah oleh Amin Abdullah. Irfani yang dipahami sebagai pengetahuan tentang rahasia-rahasia ketuhanan hanyalah sebagai bentuk klaim individu atau kelompok-kelompok. Oleh karena itu irfani harus dikembalikan pada makna epistemologi yang bisa diterima oleh semua orang secara universal.} }