%A NIM.  03531444 ABDUL JALIL
%O Dr. Sahiron Syamsuddin, M.A.
%T TAHFIZ AL-QUR’AN (STUDI TENTANG SEJARAH DAN METODE TAHFIZ AL-QUR’AN PRA-KODIFIKASI ABU BAKR)
%X Interaksi (tafa‘ul) ummat islam dengan kitab suci mereka (al-Qur’an)
mempunyai berbagai bentuk dan model, ada yang menghafalkannya, memahaminya,
menulisnya, menafsirkannya dan lain sebagainya. Di mana pada setiap model interaksi
dengan al-Qur’an mempunyai bebrapa tingkatan dan macam, sesuai dengan kemampuan
masing-masing orang yang akan terpengaruh oleh ruang waktu dan tempat. Secara
umum, proses tahfiz al-Qur'an pada masa sekarang yang berlangsung di masjid,
madrasah, kuttab, rumah, ma‘had, universitas sesuai dengan tradisi ta‘lim setempat
menggunakan media al-Qur'an yang tertulis (mushaf), dan pada umumnya seorang murid
membacakan al-Qur’an dihadapan seorang guru (setoran) sesudah menghafalnya dari
sebuah mushaf (al-Qur’an yang tertulis) karena pada umumnya masyarakat sekarang
adalah masyarakat yang berbudaya tulisan (saqafah kitabiyyah). Dari sini peneliti ingin
mengetahui proses tahfiz al-Qur’an sebelum ada mushaf (pra-kodifikasi Abu Bakr) pada
sebuah masyarakat yang masih berbudaya oral (saqafah syafahiyyah). Penelitian ini akan
membantu untuk memberi gambaran yang lebih teliti tentang sejarah tahfiz al-Qur’an, di
mana penelitian dan studi terhadap sejarah al-Qur’an lebih fokus pada sejarah
penulisan/kodifikasi al-Qur’an.
Penelitian ini bersifat library research dengan metode deskriptif-analitis serta
menggunakan pendekatan sejarah naratif yang mencoba mencari fakta mengenai
peristiwa (event), ruang (space), waktu (time), tokoh (man) serta perubahan dan
keberlangsungan (change and contiunity). Peneliti akan mengurutkan, menganalisis, dan
mengklasifikasi data-data sejarah yang diperoleh dari bebrapa sumber. Penelitian ini
dapat memberi kontribusi kepada studi al-Qur’an khususnya dalam ilmu tarikh al-Qur’an
yang masih jarang dijadikan objek penelitian oleh mahasiswa jurusan tafsir dan hadis
UIN SUNAN KALIJAGA, sekaligus akan menambah wawasan para huffaz di bidang
mereka dalam rangka meningkatkan kualitas intelektual dan kesadaran para h}uffaz
(istikmal al-bina’ al-‘ilmi wa at-tarbawi li al-huffaz).
Pada periode Makkah, Nabi dan para sahabat telah berusaha untuk
menghafalkan dan menjaga teks al-Qur'an dengan mengadakan pembelajaran di rumah
para sahabat atau dengan cara privat. Masjid Nabi menjadi pusat pendidikan pada
periode Madinah, di samping tempat-tempat lain seperti as-suffah dan dar al-Qurra’.
Pengajar al-Qur'an tidak hanya Nabi, akan tetapi juga para sahabat senior, misalnya Ibn
Mas‘ud dan Mus‘ab. Selama dua periode ini, transmisi al-Qur'an lebih bercorak oral,
karena bangsa Arab awal berbudaya oral (saqafah syafahiyyah) sehingga para qurra’
mempunyai peran lebih besar dibandingkan al-Qur'an yang tertulis. Para qurra’ di masa
itu tidak menghafal al-Qur'an saja akan tetapi mereka adalah orang yang berilmu
(‘ulama) dan ahli ibadah (nussak). Para qurra’ inilah yang mempunyai peran besar dalam
proses pembentukan mushaf pertama pada masa Abu Bakr.
Dengan menggunakan kaca mata ulumul hadis, peneliti berhasil menjelaskan
metode tahfiz al-Qur'an pada komunitas yang berbudaya oral, di antaranya adalah alistima>‘
min qira’ah asy-syaikh dan al-qira’ah ‘ala asy-syaikh. Nabi dan sahabat
mentransmisikan al-Qur'an dengan benar dan sempurna. Untuk menjaga hafalan al-
Qur'an, mereka telah melakukan berbagai aktifitas muraja‘ah (ulangan) secara pribadi
atau kelompok (dengan patner), hingga hafalan mereka tetap terjaga. Selain metode
yang sistematis, potensi dan dorongan diri yang dimiliki generasi awal dapat juga
dikatakan sebagai faktor pendukung tahfiz. Nabi telah mencoba untuk mendekatkan al-
Qur'an kepada masyarakat dengan berbagai hal hingga seorang qari’ atau hafiz pada
masa Nabi mempunyai kedudukan yang istimewa.
%K Metode Tahfiz al-Qur'an, Pra-kodifikasi Abu Bakr
%D 2008
%I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
%L digilib1232