@phdthesis{digilib12339, month = {October}, title = {POLA HIDUP KEAGAMAAN MASYARAKAT SAMIN DI ERA MODERN (Studi Kasus di Desa Klopodhuwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, Jawa Tengah)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM: 09120039 SITI NUR ASIAH}, year = {2013}, note = {Pembimbing: Syamsul Arifin, S.Ag., M.Ag.}, keywords = {asyarakat samin}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12339/}, abstract = {Masyarakat Samin merupakan masyarakat yang unik. Samin mengandung arti sami-sami atau berjuang bersama-sama dalam hal melawan ketidakadilan yang ditunjukkan bukan dengan menggunakan fisik atau kekerasan melainkan dengan sikap, seperti sikap menentang terhadap segala aturan dan kewajiban yang dibebankan kepada mereka. Sikap tersebut ternyata mampu melahirkan suatu tatanan, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan tersendiri. mereka memilih pola hidup yang naturalis dalam menjalankan kehidupan mereka. Mereka hidup dengan cara mereka sendiri tanpa adanya pengaruh dan paksaan dari luar. Hal tersebut membuat mereka dipandang negatif dan dikenal sebagai masyarakat yang keras kepala, bodoh, kolot atau kampungan. Mengenai agama, masyarakat Samin memiliki konsep tersendiri yakni berupa agama Adam yang diartikan sebagai senjata untuk menjalani hidup. Agama Adamlah yang mereka imani. Semua yang terjadi di dunia adalah takdir Tuhan. Manusia adalah utusan Tuhan. Mereka juga percaya pada pembalasan Tuhan. Paham Saminisme dinamakan juga agama nabi Adam sebab ajaran Saminisme yang terwariskan hingga kini mengandung nilai-nilai kebenaran, kesederhanaan, kebersamaan, keadilan, dan kerja keras. Ajaran tersebut teraplikasikan dalam ritual pernikahan masyarakat Samin yakni dengan mengucap kalimat yang berbunyi: ?sejak Nabi Adam pekerjaan saya memang kawin (kali ini) mengawini seorang perempuan bernama...saya berjanji setia kepadanya, hidup bersama telah kami jalani berdua.? Masyarakat Samin sekarang masih terdapat dibeberapa daerah meskipun jumlahnya terbilang minim. Dalam hal agama, saat ini mereka telah memilih Islam sebagai agama yang mereka anut. Tentunya mereka terikat oleh ajaran agama Islam yakni di antaranya lima rukun Islam. Dari sini peneliti tertarik kepada perubahan identifikasi sebagai agama Adam ke agama Islam. Bagaimana mereka memaknai lima rukun Islam dan bagaimana pola keagamaan yang mereka jalankan terkait dengan lima rukun Islam tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun untuk mencapai penelitian yang baik dibutuhkan teori-teori yang berkaitan dengan judul tersebut yakni teori fenomenologi. Teori ini membantu dalam memahami bagaimana suatu fenomena terbentuk. Fenomenologi melihat bahwasanya perubahan konsep Agama Adam oleh masyarakat Samin menjadi agama Islam pada awalnya dilatarbelakangi oleh pemburuan PKI, namun perkembangan zaman dengan membawa serta ilmu pengetahuan dapat juga dikaitkan atas pembenaran konsep keIslaman sesuai dengan tuntunan yakni dapat dilihat dari konsep lima rukun Islam. Generasi muda Samin yang terpengaruh oleh ilmu pengetahuan dan interaksi dengan masyarakat luar ternyata memiliki nilai tersendiri dalam membenarkan pola hidup keagamaannya yang sesuai dengan konsep Islam pada umumnya.} }