@phdthesis{digilib12708, month = {May}, title = {KECERDASAN EMOSIONAL PENGASUH DALAM MERAWAT KLIEN YANG BERKEBUTUHAN KHUSUS (CACAT GANDA) (STUDI KASUS PENGASUH PANTI CACAT GANDA TERLANTAR YAYASAN SAYAP IBU CABANG YOGYAKARTA) }, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = { NIM. 10220049 SITI UMIHANI}, year = {2014}, note = {Pembimbing : Dr. Casmini M.Si. }, keywords = {Keyword: Kecerdasan Emosi, Pengasuh, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) }, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12708/}, abstract = {SITI UMIHANI, 10220049. Menjadi seorang pengasuh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tidaklah mudah, Apalagi jika jumlah pengasuh tidak sebanding dengan jumlah ABK yang di asuhnya. Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi sangat diperlukan oleh para pengasuh ini, sebab dengan kecerdasan emosi mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri. Dengan rumusan masalah bagaimana gambaran kecerdasan emosional pengasuh yang merawat anak berkebutuhan khusus (cacat ganda)? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kecerdasaan emosi pengasuh saat mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus. Mengunakan pendekatan kualitatif dikriptif analisis dengan alat pengumpulan data utama wawancara semi-terstruktur serta didukung dengan checklist beserta observasi. Subjek dalam penelitian ini adalah semua pengasuh yang berada di Panti Cacat Ganda Terlantar Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta. Penelitian ini mengunakan analisis data model Spradley yang terdiri dari empat tahap domain, taksonomi, komposial, dan tema kultural. Hasil yang diperoleh adalah Kecerdasan emosi yang dimiliki oleh pengasuh adalah kesadaran diri dalam tanggung jawabnya merawat ABK pengasuh merasakan senang, sedih, serta marah. Pengasuh juga mengalami stres yang disebabkan oleh kerja Quantitative underload. Pengelolaan Stres yang dilakukan oleh pengasuh dilakukan dengan jalan-jalan keluar Panti Cacat Ganda Terlantar. Pengasuhan merasa senang, nyaman, betah juga menemukan hikmah menjadi pribadi yang sabar, bersyukur, ada juga pengasuh yang mengatakan mendapatkan jati diri dengan hidup yang terarah menemukan kenyamanan dan semagat di Panti Cacat Ganda Terlantar. Selain itu pengasuh juga merasa menjalani kehidupan yang adil dan mempunyai harapan untuk ABK. } }