%A NIM: 07120013 Siti Muhotimah %O Pembimbing: Syamsul Arifin, S.Ag., M.Ag %T STRATEGI NABI MUHAMMAD DALAM PERANG BADAR %X Dalam sejarah perkembangan agama Islam, Perang Badar merupakan tonggak pertama yang menentukan hari depan Islam dan kaum Muslimin. Perang tersebut terjadi pada tahun 724 M di sebuah lembah yang bernama Badar dengan kemenangan di pihak kaum muslimin. Pada saat itu, kekutan pasukan muslimin berjumlah sekitar 313 orang yang terdiri dari dua kuda dan tujuh puluh unta, serta tanpa perlengkapan baju besi. Sementara pihak Quraisy Mekah datang dengan jumlah dan kekuatan yang jauh melebihi pihak muslimin, mereka berjumlah sekitar 1000 orang, terdiri dari seratus kuda dan enam ratus perlengkapan baju besi. Ketidakseimbangan komposisi kekuatan kedua pasukan tersebut, memperlihatkan akan adanya strategi perang yang dilakukan nabi merupakan faktor logis bagi kemenangan pihak kaum muslimin. Dalam sebuah peperangan, strategi dan taktik perang praktis harus dimiliki oleh pihak yang berseteru. Strategi tersebut dilakukan untuk membantu memperoleh keberhasilan dalam perang. Hal inilah yang dilakukan Nabi sebagai seorang panglima perang, Nabi bertanggungjawab menentukan strategi perang yang akan membawa keberhasilan bagi kaum Muslimin. Dalam penelitian ini, penulis meneliti strategi Nabi dalam Perang Badar dengan tujuan mengungkapkan sisi logis dari kemenangan tersebut, sehingga kemenangan Perang Badar tidak selalu dilihat semata-mata karena pertolongan Allah s.w.t. Penelitian ini adalah penelitian historis yang bertujuan merekontruksi masa lampau secara kronologis dan sistematis, serta sedekat mungkin objektif dengan menggunakan bahan-bahan tertulis, baik berupa sirah ataupun buku. Adapun untuk menganalisis strategi Perang Badar, penulis menelitinya dengan menggunakan pendekatan prinsip-prinsip strategi perang yang digunakan oleh ahli militer, seperti Sun Tzu dan Clausewirt. Sun Tzu mendasarkan strategi perangnya dalam tiga hal, yaitu pengetahuan yang baik akan kekuatan (pengintaian), menciptakan peluang yang dapat membawa kepada kemenangan, dan pemilihan medan yang tepat. Sementara Clausewirt, berpendapat bawha faktor moral (kualitas dan psikologi) menjadi elemen dasar strategi perang, mengingat dalam situasi perang, terdapat ketidakpastian dan banyaknya kemungkinan perang . Adapun bentuk strategi perang yang dilakukan Nabi pada perang Badar meliputi tiga segi, pertama pengetahuan akan kekuatan, baik kekuatan sendiri ataupun lawan, kedua usaha dalam menciptakan kondisi yang dapat medukung kemenangan perang, meliputi posisi strategis, pemimpin yang tunggal, perang tanding, formasi bershaf, taktik pertempuran, dan mobilisasi moral, ketiga adalah pemilihan medan tempur yang baik. Langkah-langkah tersebut dilakukan Nabi dengan pertimbangan yang matang sebagai buah dari pengalaman, faktor lingkungan dimana ia dibesarkan, dan pengetahuannya mengenai peperangan. %K Perang Badar %D 2011 %I UIN SUNAN KALIJAGA %L digilib12795