%0 Thesis %9 Skripsi %A ATIQOH FITHRIYYAH EL MUHMAZ , NIM. 09523022 %B PERPUSTAKAAN %D 2013 %F digilib:12810 %I UIN SUNAN KALIJAGA %K AJARAN, SELIBAT,BUDDHA,THERAVADA,KATOLIK %P 155 %T AJARAN SELIBAT DALAM AGAMA BUDDHA THERAVADA DAN KATOLIK ROMA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12810/ %X Agama Buddha bersifat antroposentris (berpusat kepada manusia) sedangkan Katolik mengajarkan adanya Ketuhanan. Kedua agama tersebut mempunyai ajaran berbeda, namun keduanya sama-sama mempunyai tradisi monastik. Dimana para rahib (Budddha Theravada yaitu bhikkhu-bhikkhuni dan Katolik dijalankan oleh bruder-suster dan Imam Gereja) mempunyai syarat sebagai kaul atau sumpah hidup selibat. Selibat adalah sebuah keadaan hidup tanpa pernikahan, yang dilakukan untuk alasan agama atau spiritual. Fokus penelitian ini adalah pada pendeskripsian dan penganalisaan tentang fenomena hidup selibat dan ditujukan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara ajaran selibat dalam agama Buddha Theravada dan Katolik Roma. Sehingga, dengan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang jelas mengenai ajaran selibat diantara kedua agama tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research), selain berasal dari buku, jurnal, majalah, internet yang relevean dengan obyek penelitian, wawancara juga menjadi alternatif pengumpulan data. Untuk mengupas ajaran selibat dalam agama Buddha Theravada dan Katolik Roma ini digunakan pendekatan analisis fenomenologi dan komparatif. Adapun analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik untuk menguraikan dan menafsirkan data yang berhasil dikumpulkan dan kemudian ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun perjumpaan agama Buddha dan Kristen sudah bertemu sejak abad ke 2 M dan banyak fenomena dalam Kristen yang terpengaruh oleh Buddha, namun secara historis ajaran selibat dalam tradisi monastik Katolik Roma bukanlah dari Buddha yang berasal dari India Kuno melainkan berasal dari gnostik Yunani. Hukum perkembangan selibat dalam Katolik Roma berubah-ubah dari abad ke abad dikarenakan karena selibat Katolik Roma bukanlah hukum ilahi melainkan sebuah nasihat Injil sedangkan dalam Buddha Theravada tidak ada perubahan hukum karena merupakan aturan moral Pattimokkha yang diberikan langsung dari Buddha Siddharta Gautama, untuk mereka yang ingin mencapai Nibbana. Kehidupan selibater mempunyai pengaruh dalam masyarakat dengan lebih intensif dan mempunyai banyak waktu untuk melayani umatnya dengan hidup tidak menikah. Menjadi selibater bukan menjadi jaminan akan kesucian dan kualitas keimanannya, selibat dipandang lebih dari sebuah panggilan jiwa untuk mencapai jalan spiritual. %Z Pembimbing: Dr. H. Singgih Basuki, MA