TY - THES N1 - b Pembimbing I : /b Drs. H.M. Yusron, M.A. ; b Pembimbing II : /b Dr. M. Alfatih Suryadilaga, M.Ag. ID - digilib1302 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1302/ A1 - IQBAL FIRMANSYAH - NIM. 01530719, Y1 - 2008/07/22/ N2 - ABSTRAK Sebagai salah satu istilah yang cukup dikenal dalam Islam, kosakata Hanif dianggap cukup menarik, sehingga banyak mengundang perhatian dan perdebatan di kalangan sarjana, baik dari kalangan muslim ataupun non-muslim. Secara garis besar, problem yang dihadapi kosakata ini berkisar pada poinpoin berikut: pertama, dari sisi orisinalitas Hanif dianggap sebagai salah satu dari sekian banyak kosakata asing yang diserap oleh al-Qur'an (Islam). Masalahnya terletak pada pandangan orientalis makna Hanif dalam bahasa asalnya bertentangan dengan pemaknaan yang ditunjukkan al-Qur'an. Kedua, terkait dengan pelabelan Hanif pada sebagian Ashab al-Hunafa' di mana sikap dan perilaku mereka tidak sesuai dengan konotasi positif kata Hanif. Ketiga, ayat-ayat Hanif dan hadis-hadis al-Hanifiyyah al-Samhah ditafsirkan dan dipahami sebagai legitimasi bagi paham pluralisme agama. Permasalahan-permasalahan di atas, terutama dipahaminya hadis al-Hanifiyyah al-Samh}ah sebagai landasan teologis bahwa Islam adalah agama yang melegitimasi pluralisme agama, menggelitik penulis untuk mencoba mengkaji hadis ini melalui disiplin ilmu Ma'ani al-Hadis. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif-analitis. Adapun pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kebahasaan dan historis, kritik sanad dan matan, sampai pada pemahaman hadis tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam memahaminya adalah metode yang dirumuskan oleh ulama besar kontemporer Muhammad Yusuf al-Qardawi. Konfirmasi dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur'an dan hadis-hadis setema lainnya adalah cara lain yang tak kalah pentingnya dalam memahami hadis ini. Penelitian ini pada akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa sama sekali tidak relevan apabila istilah H}anif dimaknai dan dipahami sebagai sebuah istilah yang melegitimasi paham pluralisme agama. Hadis al-Hanifiyyah al-Samhah tidak turun dalam konteks penyamarataan semua agama di hadapan Tuhan. Melainkan sebagai petunjuk dari Nabi saw. bahwa Islam adalah agama tauhid yang mudah. Karena itu, memodifikasi ayat atau hadis demi tujuan apapun tanpa didasari oleh basis pijakan yang jelas adalah sesuatu yang tidak dapat dibenarkan. Kesemuanya itu haruslah dipahami sesuai dengan proporsinya, tanpa dikurangkurangi atau ditambah-tambahi. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - Hadis KW - Al-Hanifiyyah KW - Al-Sam'ah M1 - skripsi TI - HADIS-HADIS AL-HANIFIYYAH AL-SAMHAH (Studi Ma'ani Al-Hadis) AV - none ER -