%A NIM. 10120059 IDA NUR FAIZA %O Pembimbing : Jahdan Ibnu Humam Saleh %T KONFLIK DINASTI UTSMANI DENGAN DINASTI SAFAWI TAHUN 1508-1514 M %X Dinasti Utsmani telah berkuasa di wilayah Anatolia sejak 1300 M, dengan menganut agama Islam yang beraliran Sunni. Wilayah kekuasaan dinasti ini semakin meluas hingga ketiga benua yaitu Asia, Eropa, dan Afrika. Sementara itu, pada tahun 1501 M dinasti Safawi didirikan oleh Syah Ismail di Tabriz, Persia. Berbeda dengan dinasti Utsmani, dinasti Safawi menetapkan Syiah Itsna Asyariyah menjadi madzhab resmi negara Persia. Pada awalnya perbedaan ideologi ini tidak menimbulkan permusuhan antara keduanya, namun dalam perkembangan selanjutnya keduanya memiliki kepentingan masing-masing, sehingga menjadikan mereka terlibat konflik. Akar dan puncak konflik antara keduanya menjadi menarik untuk diteliti. Dalam menjelaskan konflik antara dinasti Utsmani dan dinasti Safawi, peneliti menggunakan pendekatan politik dengan teori konflik dari Lewis A, Coser. Menurutnya, konflik merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan, dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya. Penelitian ini merupakan penelitian historis, sehingga metode yang dilakukan bertumpu pada empat langkah yaitu heuristik (pengumpulan data), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (penafsiran), dan historiografi. Hasil penelitian ini adalah konflik yang terjadi antara dinasti Utsmani dan Safawi berawal karena perbedaan ideologi yang mencolok. Dinasti Safawi ingin memperkuat kekuasaannya dengan menyebarkan paham Syi’ah ke berbgai wilayah, termasuk ke wilayah kekuasaan Utsmani, sedangkan dinasti Utsmani ingin mempertahankan kekuasaanya dengan melindunggi Muslim Sunni dari pengaruh Syi’ah. Tidak hanya itu, faktor politik dan ekonomi juga turut memicu terjadinya konflik tersebut. Konflik ini mencapai puncaknya dalam perang Chaldiran pada 1514 M. Adapun dampak dari konflik ini adalah Sunni menjadi lebih dominan di Asia Kecil, wilayah Utsmani semakin meluas dan Selat Hurmuz dikuasai oleh Portugis. %D 2014 %I UIN SUNAN KALIJAGA %L digilib13123