%0 Thesis %9 Skripsi %A FADIAH NUR DINI, NIM. 09110098 %B PERPUSTAKAAN UIN SUNAN KALIJAGA %D 2014 %F digilib:13669 %I UIN SUNAN KALIJAGA %K Illah, ta'lil %P 78 %T MAFHUM AL 'ILLAH WA AL TA'LIL FI 'ILM AL NAHW (DIRASAH TAHLILIYYAH IBISTIMOLOGIYAH) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13669/ %X Nahwu merupakan ilmu tentang tatacara menyusun simbol-simbol untuk mengkomunikasikan makna. Nahwu telah lama ada dan berfungsi, hanya saja dirumuskan belakangan. Seperti halnya hukum gravitasi Newton, Nahwu ini ditemukan belakangan.Dalam literatur-literatur Nahwu dijelaskan bahwa prinsip dasar yang membangun ilmu Nahwu terdiri dari empat komponen, yaitu :qiyas, ta’lil, ta’wil dan ‘amil. Prinsip tersebut sebenarnya merupakan transformasi dari keteraturan Logika dan Matematika dalam Bahasa. Ta’lil adalah penarikan kesimpulan yang didasarkan atas hubungan sebabakibat, ta’lil merupakan sebuah hipotesa atauupaya menemukan alasan/sebab. Ta’lil tidak hanya digunakan dalam Nahwu, tapi juga digunakan dalam ilmu lain sepertiUsul fiqh, Teologi, dan Filsafat. Ilmu nahwu, ilmu kalam dan ilmufiqh adalah disiplin ilmu yang secara Ontologis berbeda, lantas bagaimana para linguis menggunakan ta’lil sebagai sarana berpikir ilmiah untuk menetapkan hukum mu’rab dan mabni. Secara Epistemologi, Illah dan ta’lil dalam Nahwu adalah sebuah wujud istinbathi(hasil penyimpulan akal), sebuah wujud yang kita mengenalnya melalui ta’aqqul (penggunaan rasio).Ta’lil muncul karena kebutuhan akan penguat alasan terhadap hukum-hukum i’rab yang telah ditetapkan. Kebenaran dalam konsep Illah dan ta’liltidak mutlak karena terletak pada kesepakatan para Nuhat.Boleh jadi, suatu ilmu bukan suatu alat untuk dirinya sendiri, tetapi ilmu itu bisa digunakan sebagai alat untuk meraih ilmu yang lainnya, dengan demikian ta’lil merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah. %Z Pembimbing: Dr. HM. Pribadi, MA, M.Si.