@phdthesis{digilib13909, month = {June}, title = {PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP UNSUR ADAT PERNIKAHAN JAWA STUDI MAKNA SIMBOLIS KEMBAR MAYANG DI DESA BANGUNJIWO, KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA }, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 07520012 KUWAT NURHASTUTI }, year = {2014}, note = {Pembimbing : Dr. Roma Ulinuha, S.S., M. Hum. }, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13909/}, abstract = {Pernikahan orang Jawa adalah pernikahan yang syarat dengan ritual, tradisi serta simbol-simbol yang hingga saat ini masih melekat di masyarakat. Ritual dan simbol tersebut syarat nilai, nasehat, pesan moral dan norma serta aturan yang selanjutnya bertujuan guna bagi harmoni kehidupan dalam berumah tangga. Hal ini sebagaimana yang ada di masyarakat Desa Bangunjiwo, sampai saat ini mereka masih melaksanakan tradisi-tradisi ritus tersebut, dalam setiap prosesi pernikahan adat. Mereka berprinsip, bahwa selagi ritual dan tradisi yang sudah turun temurun tersebut tidak menyimpang dari syariat agama dan norma sosial, bahkan terlebih mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan bagi harmoni tatanan kehidupan, maka mereka pun akan tetap melestarikan. Salah satu tradisi nenek moyang, yang hingga saat ini masih dilakukan masyarakat Desa Bangunjiwo adalah tradisi kembar mayang dalam setiap pernikahan. Kembar mayang menjadi salah satu tradisi yang unik, sakral dan senantiasa ada, kendati tradisi yang lain boleh ditiadakan. Bahkan keberadaannya (kembar mayang) terkesan wajib dan memiliki makna mendalam bagi pelaksanaan pernikahan. Demikianlah sekripsi ini bertujuan untuk menguak dan memaparkan apa sesungguhnya makna simbol yang terkandung, serta bagaimana pemahaman masyarakat Desa Bangunjiwo terhadap kembar mayang. Dalam penelusuran makna simbol yang terkandung dalam kembar mayang, serta bagaimana, pemahaman masyarakat terbangun, dalam hal ini penulis menggunakan teori simbol yang dikemukakan Victor Turner. Di mana kembar mayang sebagai sebuah simbol diartikan sebagai kesatuan terkecil dari ritus yang masih mempertahankan sifat-sifat spesifik tingkahlakunya dalam ritus. Bagi Turner, ritual adalah perilaku yang dilakukan tidak sekedar rutinitas, melainkan juga tindakan yang dilakukan atas dasar keyakinan religius. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan peran teori simbol Mircea Eliade, bahwa sebuah obyek simbolik dapat memiliki karakter ganda, menjadi dirinya sendiri dan di sisi lain berubah menjadi sesuatu yang baru. Dalam penelitian ini, metode yang penulis gunakan adalah metode penelitian lapangan (field research), yaitu dengan terjun langsung ke lapangan, demi mendapatkan data-data yang jelas dan akurat, baik data primer maupun pendukung dari berbagai sisi dan pemahaman. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa makna yang terkandung dalam rangkaian simbol kembar mayang merupakan pesan dan nasihat yang amat diperlukan dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Kembar mayang bisa jadi adalah doa tanpa kata yang diwujudkan dalam bentuk simbol. Sedangkan pemahaman masyarakat Desa Bangunjiwo terhadap makna kembar mayang hanya dipahami sebagian orang saja. Sementara masyarakat pada umumnya memahami kembar mayang hanyalah ritual yang selalu ada dalam setiap pernikahan Jawa di Desa Bangunjiwo. Hal ini akibat prosesi pewarisan nilai-nilai yang tak terbangun dengan baik, hingga membuat orang tua pada zaman dahulu mengenalkan tradisi ritual hanya sebatas kulitnya saja, tanpa disertakan pemahaman yang baik akan makna mendalam yang terkandung di dalamnya. } }