@phdthesis{digilib13962, month = {June}, title = {KONSEP KEPEMIMPINAN JAWA K.G.P.A.A. MANGKUNEGARA IV (STUDI TERHADAP SERAT WEDHATAMA) }, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = { NIM. 10510025 AJI KOMARUDIN}, year = {2014}, note = {Pembimbing : Dr. Muhammad Taufik, S.Ag., M.Ag. }, keywords = {Kata kunci: K.G.P.A.A. Mangkunegara IV, Serat Wedhatama, kepemimpinan religius Jawa. }, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/13962/}, abstract = {Taufik Pasiak, dan Ary Ginanjar telah menulis sebuah buku yang berusaha menyatukan tiga model kecerdasan ESQ (Emotional Spritual Quotient), yang menjelaskan bahwa pentingnya menyeimbangkan dan meningkatkan fungsi otak yang sangat kompleks, ketiganya merupakan sarana yang penting untuk membangun kepribadian manusia yang unggul dalam berbagai bidang. K.G.P.A.A. Mangkunegara IV (1811-1881) telah merumuskan konsep tersebut dengan karya-karyanya yang berbentuk Serat-serat, satu diantara dari Serat-serat tersebut, yaitu: Serat Wedhatama yang memiliki manfaat bagi calon pemimpin atau para pemimpin, untuk membentuk ?manusia utama? (manusia sempurna) yang salah satu diantaranya berkaitan erat dengan ?kepemimpinan? yang berbalut dengan kebudayaan, dan tanpa meninggalkan aspek teologis (agama) sebagai tuntunan kehidupan umat manusia di dunia. Serat Wedhatama merupakan sebuah jawaban Jangka Jayabaya ciptaan Prabu Jayabaya (1135-1157) terhadap realitas zaman yang berkaitan erat mengenai kepemimpinan, yang sekarang ini memasuki zaman Kala Sumbaga. Suatu kegelisahan penulis dalam memperhatikan realitas akademik yang cenderung mengagungkan pemikiran-pemikiran Barat dalam kebudayaan manusia, padahal negeri ini memiliki tokoh-tokoh, karya-karya, dan kebudayaan yang sangat agung, yang lebih unggul dalam memahami realitas kehidupan, oleh karena itu atas dasar inilah penulis berniat mengangkat nilai-nilai local wisdom atau khasanah kebudayaan negeri tercinta ini yang berada di tanah Jawa. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui pemikiran K.G.P.A.A. Mangkunegara IV, dan memahami sebuah pemikirannya tentang konsep kepemimpinan Jawa dalam Serat Wedhatama yang tidak lepas dari sumber ajaran agama Islam, eksplorasi tersebut dikaji melalui dua pendekatan, yaitu: pendekatan historis dan filosofis. Pendekatan historis dipakai untuk memetakan secara kronologis sisi-sisi sejarah yang mengitari suatu konsep, baik sebelum maupun sesudahnya. Pendekatan filosofis digunakan untuk menganalisis dan mengungkap sebuah makna dibalik teks dalam jangkauan yang lebih radik, implisit, dan objektif. Dari kedua pendekatan tersebut telah diketahui bahwa tentang konsep kepemimpinan religius Jawa dalam Serat Wedhatama. Tetapi terdapat tahapantahapan dan persyaratan untuk mencapai tingkatan tersebut, begitu pula dengan hal tersebut, tidak terlepas dari esensi historisnya K.G.P.A.A. Mangkunegara IV sebagai raja Mangkunegaran yang beragama Islam. Di dalam konsepnya terdapat prosedur-prosedur untuk mencapainya yang sejati yaitu: Sembah raga dengan cara salat lima waktu. Sembah cipta untuk untuk membersihkan hati. Sembah jiwa merasakan sukma sebagi laku batin. Dan Sembah rasa atau rasa sejati yaitu: rasa yang halus (kedamaian batin). Untuk memujudkan manusia sebagai pemimpin religius yang berpadu dalam budaya sebagai jatidiri bangsa. } }