eprintid: 14147 rev_number: 36 eprint_status: archive userid: 77 dir: disk0/00/01/41/47 datestamp: 2016-05-10 02:40:41 lastmod: 2016-05-10 02:40:41 status_changed: 2016-05-10 02:40:41 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: HIKMAWATI SULTANI, STHI, NIM. 1220510016 title: PEMAHAMAN HADIS NIKAH MUT’AH MENURUT SUNNI-SYI’AH (STUDI KOMPARATIF SAHIH AL-BUKHARI DAN AL-KAFI AL-KULAINI) ispublished: pub subjects: AgFil divisions: pps_agamfil full_text_status: restricted keywords: Pemahaman hadis, Sunni, Syi’ah, Nikah Mut’ah note: Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag., M.Ag., abstract: Nikah mut’ah bukanlah pembahasan baru lagi namun pernikahan yang kekhasannya terletak pada pembatasan waktu dan upah ini selalu menjadi pembahasan yang selalu menuai kontroversial di setiap zaman. Konsep nikah mut’ah dan praktiknya dipenuhi dengan pro dan kontra. Tidak terkecuali kalangan Sunni dan Syi’ah. Dua aliran besar dalam Islam ini bersilang pendapat tentang pelegalan pernikahan mut’ah. Penelitian ini dititikberatkan pada pemahaman Sunni-Syi’ah tentang pelegalan nikah mut’ah yang bersumber dari rujukan hadis utama keduanya. Kitab S}ah}i>h} al-Bukha>ri> karangan Imam al-Bukha>ri> merupakan kitab hadis yang menempati urutan pertama dalam kategori kitab hadis tersahih dan menjadi rujukan utama kalangan Sunni. Kalangan Syi’ah menempatkan kitab al-Ka>fi> al-Kulaini> sebagai kitab hadis utama sebagai rujukan pedoman hidup mereka. Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan mengaplikasikan metode deskriptif-analisis. Adapun penelitian ini pun mencoba menganalisis muatan literatur-literatur yang terkait dengan nikah mut’ah , baik dari sumber data primer, yakni kitab S}ah}i>h} al-Bukha>ri> dan al-Ka>fi> al-Kulaini>, maupun data sekunder yang bersumber dari kalangan Sunni-Syi’ah. Dalil al-Qur’an dan hadis kemudian digali untuk lebih memahami permasalahan mut’ah. Berbagai metode pun digunakan oleh kalangan Sunni-Syi’ah untuk memahami informasi hadis tentang permasalahan ini, baik menggunakan teori nasikh-mansukh, membaca informasi sejarah, kesaksian para sahabat maupun pendapat ulama. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa keduanya sepakat bahwa nikah mut’ah merupakan sesuatu yang legal di masa awal Islam berkembang. Kalangan Sunni berpatokan pada kitab S}ah}i>h} al-Bukha>ri> , menyatakan bahwa pelegalan nikah mut’ah telah dicabut kembali oleh Nabi saw., sehingga praktiknya pun dihilangkan dan Islam pun hanya melegalkan bentuk pernikahan permanen. Lebih jauh lagi, kalangan ini memandang nikah mut’ah hanyalah kamuflase pelegalan zina dan prostitusi yang menyebabkan berbagai petaka penyakit sosial dan penyakit fisik yang membahayakan. Kalangan Syi’ah yang berkiblat pada kitab al-Ka>fi> al-Kulaini> memandang bahwa pernikahan model ini telah sah dan legal di mata agama, baik itu berdasarkan al-Qur’an maupun yang bersumber dari Nabi saw., maupun kesaksian dan statement para imam. Pelegalan ini tidak pernah dibatalkan oleh al-Qur’an dan dicabut oleh nabi, namun ‘Umarlah yang mencabut pelegalannya sebagai salah satu kebijakannya sebagai kepala pemerintahan. Oleh karena itu, pelegalan nikah mut’ah akan senantiasa berlaku hingga akhir zaman. Pernikahan ini merupakan solusi jitu bagi permasalahan seksual umat, terutama bagi kalangan para pemuda. date: 2016-03-24 date_type: published pages: 264 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: PROGRAM PASCA SARJANA thesis_type: masters thesis_name: other citation: HIKMAWATI SULTANI, STHI, NIM. 1220510016 (2016) PEMAHAMAN HADIS NIKAH MUT’AH MENURUT SUNNI-SYI’AH (STUDI KOMPARATIF SAHIH AL-BUKHARI DAN AL-KAFI AL-KULAINI). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14147/1/1220510016_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14147/2/1220510016_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf