TY - THES ID - digilib14302 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14302/ A1 - Juwairiyah Dahlan, NIM. 85060/S-3 Y1 - 2000/02/05/ N2 - Kedatangan Islam memberikan rahmat dan kebahagiaan tersendiri bagi kaum wanita. Di mana Islam diturunkan di Jazirah Arab melalui Rasulullah Muhammad SAW., kaum wanita belum mendapatkan status yang wajar dalam masyarakat Jahiliyah. Dimasa Jahiliyah, kaum wanita dianggap remeh, diperlakukan seperti benda-benda lainnya, tidak diberikan haknya, bayi-bayi perempuan dikubur hidup-hidup dan dipandang menyesatkan. Islam datang mengangkat harkat wanita setaraf dengan kaum pria dalam hakekat kemanusiaannya dan mendapat hak-hak yang wajar sebagaimana kaum pria, bahkan Islam mengajarkan bahwa surga di telapak kaki ibu. Dimasa modern sekarang ini muncul berbagai teori tentang hakekat dan peranan wanita. Teori feminisme yang memandang hakekat wanita sama dengan pria, baik secara fisik psikis maupun secara sosial. Bila ada perbedaan yang nampak bukan karena kodrat atau watak bawaan tetapi karena kultur dan tradisi. Kaum wanita bisa mempunyai kemampuan fisik sama dengan pria bila dididik seperti pria. Anti feminisme memandang ada perbedaan bawaan dan bakat wanita dengan pria. Pria lebih menonjol soal rasio, wanita lebih menonjol dalam rasa. Islam memandang ada perbedaan pria dengan wanita dalam konstruksi fisik dan mental (kejiwaan), tetapi perbedaan itu tidak menempatkan wanita lebih rendah dari pria, melainkan sama dalam segi potensi kemanusiaannya dan dapat menjalankan peranannya sebagai makhluk berbudaya seperti pria. Dalam masalah pembagian kerja muncul tiga teori yaitu : fungsionalisme, feminisme dan Crossover. Fungsionalisme, tokohnya adalah Tallcott Parsons, berpendapat bahwa perlu ada pembagian tugas pria (suami) dan wanita (istri) dalam keluarga. Pria bertugas di luar rumah tangga, mencari nafkah dan wanita bertugas dalam urusan interen rumah tangga termasuk pendidikan anak. Feminisme yang menuntut persamaan, berpendapat bahwa tidak perlu ada pembagian tugas dalam keluarga. Istri bisa mencari nafkah dan suami bisa mengurus soal interen rumah tangga. Crossover yang dipelopori oleh Janet Zollinger Giele berpendapat bahwa perlu ada pembagian tugas pokok pria dan wanita. Tugas pokok pria mencari nafkah, tugas pokok wanita adalah urusan interen rumah tangga. Tetapi dalam kondisi-kondisi tertentu wanita dapat melaksanakan tanggung jawab pria bila diperlukan, demikian pula sebaliknya. Teori Crossover memberikan peluang bagi wanita bekerja di luar rumah (sebagai karyawati, dll) tetapi tugas sebagai ibu rumah tangga dan pendidik bagi anak-anaknya tetap menjadi tanggung jawab utamanya. Partisipasi pria (suami) dalam urusan interen keluarga diperlukan sebagai imbangan dari partisipasi istri dalam tugas di luar rumah tangga untuk mendukung kesejahteraan rumah tangga. Kami cenderung melihat bahwa ajaran Islam lebih komprehensip dengan alasan : 1. Ayat-ayat banyak memerintahkan pria/wanita sama-sama beramar amkruf nahi munkar berwujud dalam kehidupan sosial dan institusi kelembagaan formal/non formal. 2. Fakta sejarah masa Rasulullah dan sesudahnya bahkan sampai sekarang banyak muncul tokoh wanita berjasa. Ini berarti bahwa banyak kerja di luar rumah tangga yang membutuhkan partisipasi wanita untuk kemajuan manusia. 3. Pandangan tokoh-tokoh Islam menyatakan bahwa wanita boleh bekerja di luar rumah meskipun tugas pokoknya dalam rumah tangga. 4. Wanita boleh bekerja di luar rumah tangga berdasarkan kesepakatan suami-istri dan jenis pekerjaan bagi wanita harus sesuai dengan kodratnya, misalnya tidak menggunakan tenaga fisik yang berat dan tetap memperlihatkan nilai etika dalam bidang pekerjaan, memberikan waktu secukupnya untuk rumah tangga, pengasuhan dan pendidikan anak. Wanita Karir adalah mereka yang memiliki kemampuan yang tinggi mengorganisasikan pekerjaan mereka sehingga dapat mencapai prestasi yang tinggi dalam karirnya dan tetap melaksanakan fungsinya sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Hasil penelitian M.W. Plunkett melaporkan bahwa wanita karir yang diteliti justru memperlihatkan keberhasilan dalam tugas interen rumah tangganya selaras dengan tugas karirnya. Hal tersebut didasarkan pada tesa bahwa semakin banyak kesibukan, semakin mendorong dan mempertinggi kemampuan mengorganisasikan pekerjaan. Pekerjaan satu macam dan rutin seringkali terbengkalai karena tidak menjadi tantangan sehingga tidak memberikan dinamika. Penelitian penulis terhadap 42 orang wanita karir DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) pada populasi kecil untuk memperlihatkan implementasi teori Barat atau Islam, memperlihatkan kesuksesan mereka dalam tugas karir selaras dengan keberhasilan dalam pendidikan anak sampai di masa sekarang ini. Disertasi ini lebih bersifat penelitian pustaka, sehingga hanya ditambah semacam suplemen untuk menguji sejauh mana hasil studi pustaka berkembang di lapangan. Karena tujuan penelitian ini untuk membangun teori tentang peranan wanita Islam sesuai dengan al Qur?an, al Hadits, Sejarah Islam, Akhlak Islam, dll. Jadi fungsi studi lapangan bukan untuk menguji teori, tetapi untuk menjajagi sejauh mana konsep peranan wanita itu diaktualisasikan. PB - Pasca Sarjana KW - Kata Kunci : Wanita KW - Wanita Karir KW - Wanita Dalam Islam KW - Pendidikan Anak KW - Anak M1 - phd TI - Peranan Wanita dalam Islam (Studi tentang Wanita Karir dan Pendidikan Anak) AV - restricted ER -