%0 Thesis %9 ["eprint_fieldopt_thesis_type_phd" not defined] %A Drs. Yusuf Suyono, M.Ag, NIM. 933003 %B UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %D 2005 %F digilib:14350 %I Pasca Sarjana %K Kata kunci : Pemikiran Abduh, Pemikiran Iqbal, Risalat Al-Tauhid, Recontruction of relegious Thought %T STUDI PERBANDINGAN RISALAT AL-TAUHID DAN THE RECONSTRUCTION OF RELIGIOUS THOUGHT IN ISLAM %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14350/ %X Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan teori Thomas S. Kuhn tentang perkembangan ilmu untuk Kalam dengan sampel yang termuat dalam kedua karya tersebut. Dengan memperbandingkan kedua karya tersebut yang dianggap mewakili paradigma modernis diharapkan menemukan model yang lebih sesuai dalam mengembangkan Ilmu Kalam sejalan dengan tantangan modernitas. Fokus penelitian ini diarahkan pada metodologi dan corak pemikiran Abduh dan Iqbal serta motivasi dan obsesi penulisan kedua karya tersebut. Berbeda dengan Harun Nasution yang mencari kesamaan dan perbedaan teologi Abduh dengan telogi Asy’ariyah, Maturidiyah dan Muturidiyah dan Mu’tazilah tanpa diperbandingkan dengan Iqbal. Berbeda pula dengan pendapat selayang pandang Watt yang menganggap karya Abduh bersifat apologetik, dan karya Iqbal sebagai usaha ambisius menyesuaikan dogma Islam dengan pengetahuan kontemoporer. Temuan pertama, Abduh dalam Risalat mengatasi anomali-anomali seperti sakralisasi pandangan pemikir sebelumnya yang berbuah taklid dan tidak membuahkan ijtihad. Sedangkan Iqbal dalam The Reconstruction mengatasi anomali-anomali seperti ketiadaan metode berpikir yang mengacu ke pemikiran konkrit yang membuahkan ilmu, kedua karya ini pun tak urung meninggalkan anomali yang mesti diatasi oleh pemikir-pemikir berikutnya. Kedua, metode dan corak pemikiran Abduh adalah salafi rasional jauh dari khilaf, sedangkan metode dan corak pemikiran Iqbal adalah kritis independen intuisionis. Ketiga, konsep Tuhan, manusia dan alam dalam Risalat hanya sampai tingkat kognitif, sedangkan dalam The Reconstruction sudah menghasilkan daya dorong kepada perbuatan. Keempat, sumber-sumber pengetahuan tentang Tuhan baik dalam Risalat maupun The Reconstruction lebih mendalam bahasannya. Kelima, model pengembangan ilmu kalam ke depan dalam Risalat kurang leluasa di banding yang ada dalam The Recontruction, karena khilaf sangat dijauhi oleh Abduh. Padahal khilaf kalau disiasati secara proporsional merupakan sarana pengembangan ilmu yang sangat efektif.