%0 Thesis %9 Skripsi %A AZIS PAJRI SYARIFUDIN , NIM. 09520014 %B FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA %D 2014 %F digilib:14900 %I UIN SUNAN KALIJAGA %T COSMOTHEANDRIC: HUBUNGAN ANTAR AGAMA MENURUT RAIMON PANIKKAR DAN RELEVANSINYA TERHADAP HUBUNGAN ANTAR AGAMA DI INDONESIA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14900/ %X Indonesia merupakan sebuah negara kaya dengan budaya, tradisi dan agama. Kekayaan itu saling terpadu membentuk sebuah bangsa, yakni bangsa Indonesia. Meskipun begitu, selalu saja muncul masalah (problem maker) baik dari budaya, tradisi ataupun agama, yang sewaktu-waktu dapat memecah kesatuan NKRI. Dalam agama misalnya, untuk menjalin hubungan antar agama selalu saja dihadapkan dengan dua persoalan pokok yaitu klaim kebenaran dan misi yang agresif. Akibatnya, selalu timbul potensi-potensi konflik yang sewaktu-waktu dapat meledak dan menyebabkan korban jiwa dan materi. Dengan demikian kedua masalah ini, harus segera diminimalisir. Dalam skripsi ini, penulis mengambil konsep cosmotheandric Raimon Panikkar dan akan menyajikan cosmotheandric sebagai paradigma hubungan agama serta melihat relevansinya terhadap hubungan antar agama di Indonesia. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan dua persoalan pokok yaitu bagaimana konsep cosmotheandric dalam hubungan antar agama Raimon Panikkar dan bagaimana relevansinya terhadap hubungan antar agama di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah library research, dengan sumber data primernya berupa tulisan-tulisan asli Raimon Panikkar. Sumber data sekundernya antara lain buku-buku, majalah, jurnal-jurnal dan sebagainya terkait dengan hubungan antar agama dan konsep cosmotheandric Raimon Panikkkar. Teori konstruksi sosial Peter L. Berger digunakan sebagai pisau analisis, untuk membedah konstruksi sosial dari cosmotheandric Raimon Panikkar sekaligus melihat relevansi cosmotheandric terhadap hubungan antar agama di Indonesia. Dari hasil analisis yang dilakukan penulis, dapat diperoleh kesimpulan: pertama, cosmotheandric adalah sebuah realitas yang menghubungkan antara dimensi theos, dimensi antropic dan dimensi cosmos. Cosmotheandric Panikkar dibangun dari kombinasi pengetahuan Trinitas Kristen, Advaita Vedanta Hinduisme dan Pratityasamutpada Buddhisme. Ketiga struktur inilah yang menjadi bangunan pokok cosmotheandric, meskipun begitu struktur trinitas mendominasi dibandingkan lainnya. Agama-agama dalam struktur cosmotheandric ditempatkan dalam dimensi antropic. Akibatnya, Panikkar melihat agama-agama sebagai bagian dari realitas yang membentuk realitas cosmotheandric. Dengan demikian agama-agama merupakan entitas yang saling berkait dan bergantung dalam membangun realitas cosmotheandric. Setiap agama harus berperan dalam membangun realitas tersebut. Kedua, pemikiran Panikkar kurang relevan untuk diterapkan di Indonesia karena perbedaan struktur pengetahuan masyarakat yang cenderung monotheisme sementara Panikkar menolak monotheisme karena bertentangan dengan prinsip cosmotheandric. Selain itu, pemikiran Panikkar yang berakar dari Katolikisme yang terpadu sinkretis dengan Hinduisme dan Buddhisme juga menjadi alasan sulitnya diterima masyarakat Indonesia yang cenderung Islamis. Meskipun begitu, pemikiran cosmotheandric masih mungkin untuk diterapkan di Indonesia dengan cara menggunakan/mengganti bahasa cosmotheandric dengan ungkapan-ungkapan lokal yang memiliki makna senada dengan theos, antropos dan cosmos. %Z Pembimbing : Ustadi Hamsah, S. Ag., M. Ag.