@phdthesis{digilib14942, month = {October}, title = {QISAH MUSA WA HIDIR FI SURAT AL KAHFI (DIRASAH TAHLILIYYAH TADAWULIYYAH)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 09110031 AHMAD ZAINAL MAHASIN}, year = {2014}, note = {Pembimbing: Dr. Hisyam Zaini, MA}, keywords = {Nabi Musa, Nabi Hidir, Surat al Kahfi}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14942/}, abstract = {Skripsi ini berjudul Qis\}s\}atu Mu{\ensuremath{>}}saw a Khiz{\ensuremath{|}}ir fi{\ensuremath{>}} Su{\ensuremath{>}}rat al-Kahfi (Dira{\ensuremath{>}}sah Tah\}li{\ensuremath{>}}liyyah Tada{\ensuremath{>}}wuliyyah). Penulisan skripsi ini dilatar belakangi banyak ditemukan kalimat, dengan asumsi bahwa kalimat itu tidak berfungsi seperti aslinya . Namun dalam suasana lain, sebagian kalimat mempunyai fungsi lain yang dapat difahami melalui konteks disaat ujaran itu diujarkan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti surat al-Mujadilah dengan mengajukan dua rumusan pertanyaan, pertama, Ungkapan apa (nahy, dan istifha{\ensuremath{>}}m) yang tidak dimaknai secara konvensional dalam surat al-Kahfi (ayat 60- 82)?; Kedua, Apa fungsi ungkapan (nahy, dan istifha{\ensuremath{>}}m) yang tidak dimaknai secara konvensional dalam surat al-Kahfi (ayat 60-82)? Adapun tujuannya untuk mengetahui bentuk-bentuk ungkapan dan fungsi-fungsinya yang mengandung tindak tutur dalam surat al-Kahfi. Teori yang peneliti gunakan dan ajukan adalah teori pragmatic yang diusung dikenalkan oleh Austin dengan tindak tutur karena hanya teori inilah yang mampu membedah dan mendeskripsikan fungsi atau maksud yang terkandung dalam kalimat yang mengandung tidak difungsikan seperti semestinya. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan bahan-bahan atau sumber-sumber referensi yang didapat dari perpustakaan. Adapun analisis data dilakukan dengan metode kualitatif dan disajikan dengan metode deskriptif analisis, sehingga dapat diketahui hasil akhir dari penelitian. Hasil dari penelusuran dari data primer didapati 9 kalimat yang mengandung tindak tutur yakni ayat 63, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, dan 73. Adapung fungsi-fungsi ungkapan yang mengandung tindak tutur adalah: kejutan (kekaguman), permohonan (request), peringatan (warning, caution), pengingkaran beserta keheranan, janji Nabi Musa kepada Nabi Khidir, nasehat Khidir kepada muridnya untuk tidak bertanya, kecaman beserta teguran, berbelas kasih beserta permohonan.} }