relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14966/ title: CACAT SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN MENURUT PANDANGAN IBNU QAYYIM DAN AL-GAZALI creator: MUH MISBAKHUL MUNIR , NIM. 07360050 subject: Perbandingan Madzhab description: Perkawinan memiliki tujuan utama untuk memperoleh kehidupan rumah tangga yangsakinah, mawaddahwa rahmah. Sehingga Untuk mewujudkan tujuanperkawinan tersebut,antara suami maupun isteri harus saling melengkapi serta saling menjaga.ketika tujuan itu gagal terwujud, maka dalam Islam memperbolehkan untuk tidak melanjutkan perkawinan tersebut. Walaupun pada dasarnya melakukanperkawinan ini adalah bertujuan untuk selama-lamanya, tetapi ada kalanya ada sebab-sebab tertentu yang mengakibatkan perkawinan tidak dapat diteruskan, jadi harus diputuskan di tengah jalan atau dengan sendirinya, atau dengan kata lain terjadi perceraian antara suami isteri. Apabila pihak yang dirugikan itu adalah isteri, maka Ia boleh meminta kepada hakim untuk memutuskan suatu perkawinan, disebabkan penderitaan yang sangat hebat.Perceraian karena derita itu bermacam-macam. Adakalanya suami mengidap suatu cacat langgeng yang tak mungkin disembuhkan dan baru diketahui isterinya setelah hidup bersama, maka bolehlah isterinya menuntut cerai, dan begitupun sebaliknya ketika isteri mengidap suatu cacat maka suami berhak menjatuhkan talak, karena para ulama menyepakati bahwa perceraian tanpa adanya sebab haram hukumnya. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik-komapatif. Teknik pengumpulan datanya adalah teknik dokumentasi, yaitu mencari dokumen yang berhubungan dengan perceraian dan cacat sebagai alasan perceraian dalam bentuk buku, jurnal, ataupun blog. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatife pendekatan ini digunakan untuk memahami konsep tentangcacat sebagai alasan perceraian. Kemudian teknik analisis yang digunakan adalah metode komparatif dalam menganalisis data-datayang terkait dengan cacat sebagai alasan perceraian dan kemudian dianalisa dengan pandangan Ibnu Qayyim da al-Gazali, sehingga dengan pendekatan ini dapat diketahui adanya titik temu dan perbedaan Antara pandangan Ibnu Qayyim dan al-Gazali. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penyusun, hasilnya adalah sebagai berikut, Ibnu Qayyim membolehkan perceraian karena salah satu pihak menderita cacat baik fisik maupun psikis, pendapat Ibnu Qayyim tentang cacat yang dapat dijadikan alasan perceraian tidak sama dengan jumhur karena tidak ada pembatasan dalam cacat tersebut. Sama halnya dengan Ibnu Qayyim, al-Gazali juga membolehkan perceraian dengan alasan salah satu pihak isteri atau suami menderita cacat, pendapat al-Gazali sama dengan jumhur, tetapi beliau menambahkan satu cacat lagi sebagai alasan perceraian yaitu lubang kemaluan perempuan yang sangat sempit. date: 2014-10-24 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14966/2/07360050_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14966/1/07360050_bab-ii_sampai_sebelum-bab-terakhir.pdf identifier: MUH MISBAKHUL MUNIR , NIM. 07360050 (2014) CACAT SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN MENURUT PANDANGAN IBNU QAYYIM DAN AL-GAZALI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.