TY - THES N1 - Pembimbing : Dr. Syafiq Mahmadah Hanafi, S.Ag., M.Ag ID - digilib15100 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15100/ A1 - QOSIM KHOIRI ANWAR , NIM. 1220310005 Y1 - 2014/08/26/ N2 - Bermula dari tanah wakaf kepada Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU). Rumah Sakit Muslimat Ponorogo (RSMP) didirikan sekitar tahun 1986, bertujuan sebagai lembaga pelayanan jasa kesehatan yang bersifat keagamaan dengan mengusung visi, misi dan moto sebagai lembaga yang menerapkan nilainilai keislaman dalam memberikan pelayanannya. Dalam menjalankan aktivitas bisinisnya, RSMP menerapkan lima fungsi menejemen: (1). Merencanakan; (2) Mengorganisasikan; (3) Membudayakan; (4) Memasarkan; (5) Mengawasi. Selain itu, RSMP juga menerapkan kebijakan pemotongan biaya jasa pelayanan kesehatan bagi pasien yang memiliki Kartu Warga Nahdlatul Ulama (KARTANU) yang diakui sebagai salah satu kegiatan sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) rumah sakit terhadap pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status hukum terhadap kibajakan KARTANU yang diterapkan oleh RSMP serta aktivitas menejemen bisnisnya ditinjau dari hukum bisnis Islam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan pendekatan normatif. Adapun sumber data penelitian diantaranya adalah: pengurus rumah sakit, pengurus yayasan dan pasien serta dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian ini. data-data tersebut selanjutnya diolah dan dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan metode berpikir deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan RSMP terhadap pemotongan biaya jasa pelayanan bagi pasien yang memiliki KARTANU terwujud dalam keenam nilai etika: nilai dakwah, kepedulian, khilafah, keadilan, ekonomi (profit dan benefit) dan ukhuwah (persaudaraan). Sedangkan dari segi maslahah, terwujud dalam lima karakteristik bisnis syariah sebagaimana maksud dalam qashdu syari? yaitu: menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Adapun kebijakan terkait dengan surat rekomendasi dari PCNU maupun PMWCNU sebagai pengganti dari kebijakan KARTANU, belum tersosialisasikan melalaui media internet/website maupun media cetak/brosur. Hal itu dikarenakan sumber daya di rumah sakit yang kurang memadai, fakta menunjukkan bebarapa pasien belum mengetahui secara jelas dengan status kebijakan dan mekanisme dalam memperoleh KARTANU maupun surat rekomendasi. Mekanisme dalam memperoleh surat rekomendasi hendaknya dievaluasi karena tergolong rumit serta menyusahkan jika dibandingkan dengan jumlah nilai pemotongan biaya. Meskipun jumlah nilai pemotongan biaya tergolong sedikit (kecil) bagi masayarakat yang berpenghasilan lebih, namun keberadaan surat rekomendasi sebagai pengganti kebijakan KARTANU cukup membantu bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, dan sangat memungkinkan untuk terbebas dari oknum yang hendak memanfaatkan secara negatif terhadap fasilitas tersebut. PB - UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA M1 - masters TI - FILANTROPI RUMAH SAKIT MUSLIMAT PONOROGO (STUDI TERHADAP PROGRAM KEBIJAKAN KARTANU) AV - restricted ER -