@mastersthesis{digilib15115, month = {August}, title = {POLA PENDIDIKAN PLURALISME AGAMA (STUDI DI DESA WAYAME KECAMATAN TELUK AMBON KOTA AMBON) }, school = {UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 1220410007 LA MUSNI }, year = {2014}, note = {Pembimbing : Prof. Dr. H. Maragustam, M.A }, keywords = {Kata Kunci : Pendidikan dan Pluralisme Agama}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15115/}, abstract = {Nama : La Musni, S.Pd.I, dengan judul tesis adalah: Pola Pendidikan Pluralisme Agama Pada Daerah Konflik (Studi di Desa Wayame Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon). Yang menjadi Problem akademik untuk ditelti karena konflik komunal atau kerusuhan besar-besaran yang terjadi di Kota Ambon pada tahun 1999, di Desa Wayame nyaris sama sekali tidak terjadi konflik pada hal kedudukan Desa Wayame terletak di dalam Kota Ambon. Secara demografis penduduk Wayame sangat beragam, baik suku maupun agamanya. Agama yang dominan adalah agama Islam dan agama Kristen, agama Islam berjumlah 2.988 dan agama Kristen berjumlah 2.227 sehingga jumlah total antara Islam-Kristen adalah 5.215 jiwa. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Bagaimana pola pendidikan pluralisme agama? (2) Bagaimana keberhasilan pendidikan pluralisme agama? (3) Apa faktor pendukung dan penghambat pendidikan pluralisme agama? Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (grounded research) bersifat deskriptif kualitatif. Penulis menetapkan informan kunci yang paham terhadap kondisi sosial-budaya setempat, diantaranya tokoh agama, tokoh, adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dengan teknik pusposive sampling dan snowball sampling. Adapun teknik pengumpulan data dengan teknik observasi partisipasi (partisipan observation) wawancara mendalam (indepth interview) yang tidak terstruktur kepada sejumlah informan disertai dengan dokumentasi. Analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilakukan, sampai mengahiri dengan sebuah kesimpulan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa yang menjadi pola pendidikan pluralisme agama di Desa Wayame, yaitu: dialog antarumat beragama biasa dilakukan di rumah ibadah masjid dan gereja, membentuk mekanisme lokal yang biasa disebut TIM 20 atau tim rujuk sosial pada saat konflik, tim ini bertugas untuk menjaga keamanan desa sekaligus mengkanter isu atau informasi yang berbaur konflik, dalam hal ini lewat pendekatan pendidikan, baik secara internal (Islam-Kristen) maupun secara eksternal. Secara internal masing-masing pemeluk agama melakukan pendidikan kepada pengikutnya berdasarkan nila-nilai toleransi dan secara eksternal pendidikan dilakukan secara umum dalam arti pembinaan dilakukan dengan menggabungkan dua komunitas. Dengan selalu menghidupkan kegiatan tersebut terwujudlah suatu keberhasilan dengan indikator tidak terjadi konflik selama dua tahun konflik berlangsung di Kota Ambon, berdirinya tempattempat ibadah secara permanen, dan pelestarian budaya dapat berjalan dengan baik. } }