@phdthesis{digilib15216,
           month = {June},
           title = {QISSAH AL SULTAN AL MASHUR LI MUHAMMAD 'ATIYYAH AL IBRASHIY (DIRASAH TAHLILIYYAH AL AKTANIYYAH)},
          school = {UIN SUNAN KALIJAGA},
          author = {NIM. 10110032 ARINI CHASANAH},
            year = {2014},
            note = {Pembimbing: Drs. Bachrum Bunyamin, MA},
        keywords = {Dongeng Sultan Mashur},
             url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15216/},
        abstract = {Dongeng Sultan Mashur tercipta dari seorang yang tidak berkecimpung dalam
dunia sastra, yaitu Muhammad Athiyah Al Ibrasyi yang dikenal sebagai pemikir
pendidikan. Meskipun demikian beliau produktif dalam menulis karya sastra, tidak
sedikit dongeng karya Muhammad Athiyah Al Ibrasyi. Salah satunya adalah dengan judul
Sultan Mashur yang menjadi objek penelitian penulis. Cerita ini mengisahkan seorang
Raja dan Perdana Mentri yang telah dijebak oleh seorang penyihir besar didasari oleh
motif permusuhan diantara mereka. Dengan mengirimkan seorang pedagang perhiasan
sebagai mata-mata ke Istana, Raja tersihir menjadi seekor angsa dengan kotak ajaib yang
berisi mantra dari pedagang perhiasan yang diberikan kepadanya, lalu kekuasaanya di
rebut oleh Penyihir dan anaknya bernama Yahya Mirza. Penulis disini menemukan dua
permasalahan diantaranya : 1) bagaimana struktur narasi dilihat dari segi aktansialnya 2)
jumlah aktan dalam kisah tersebut.
Peneliti menggunakan teori naratologi A.J Greimas dalam menganalisis dongeng
ini, penekanan landasan teori A.J Greimas adalah struktural naratif yakni menerapkan
konsep-konsep teori yang dikemukakan Greimas mengenai struktur skema aktan,
Greimas membagi aktan dalam enam kategori yang disusun secara oposisi biner
(berpasangan), meliputi: 1. Aktan subjek vs aktan objek, 2. Aktan pengirim vs aktan
penerima, 3. Aktan pembantu vs aktan penentang. Setelah melakukan analisis dengan
teori naratologi A.J, Greimas, dalam cerita dongeng Sultan Mashur karya Muhammad
Athiyah Ibrasyi ditemukan 18 aktan dan 1 aktan minor. Dalam 18 aktan ini terdiri dari 3
aktan sempurna yaitu aktan yang tidak mengalami zeroisasi, meliputi aktan 5, 6 dan 13.
Dan aktan 15 tidak sempurna yaitu aktan yang mengalami zeroisasi, diantaranya aktan 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17 dan 18. Dalam cerita Sultan Mashur juga
membentuk 2 aktan utama yang berkaitan yaitu Sultan menduduki posisi aktan objek dari
aktan subjek penjebakan Penyihir, aktan utama kedua yaitu Sultan menduduki posisi
aktan subjek untuk aktan objek kebebasan diri dan mengambil kembali kekuasaannya
yang direbut oleh Yahya Mirza.selain itu peneliti menemukan adanya kesesuaian antara
isi dengan judul cerita yaitu seorang Raja yang tersihir.}
}