TY - THES N1 - Pembimbing : Nailul Falah, S.Ag., M.Si., ID - digilib1532 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1532/ A1 - ELIN LINDAWATI - NIM. 03220057, Y1 - 2008/08/05/ N2 - ABSTRAK Anak usia dini adalah anak berumur 0-6 tahun (ini patokan di Indonesia, secara Internasional usia 0-8 tahun). Pada usia ini otak anak sedang berkembang dengan pesatnya sebesar 50%. Perkembangan 80% pada saat anak berumur 8 tahun, dari perkembangan sempurna (100%) adalah pada saat umur 18 tahun. Jadi porsi perkembangan yang paling pesat adalah periode usia dini sehingga sangat diperlukan rangsangan yang banyak dan juga tepat. Anak usia dini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang berumur 4-6 tahun, adapun penelitian ini peneliti mengambil dua orang murid dikarenakan dua murid ini yang menonjol dari kecerdasanya prilaku cara bermain kedua murid tersebut yang berlokasi di TK Mardisiwi Yogyakarta. Anak dan permainan merupakan dua pengertian yang hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu permainan merupakan rangsangan yang tepat bagi anak-anak. Melalui permainan memungkinkan anak-anak pengembangkan kompetensi dan ketrampilan yang diperlukannya dengan cara yang menyenangkan. Dan permainan merupakan setting yang sempurna bagi latihan struktur-struktur kognisi anak. Dan struktur kognisi anak perlu dilatih. Melalui orang tua atau guru yang mempunyai peranan yang penting bagi perkembangan potensi anak khususnya pada aspek kognisinya. Dan salah satu peran atau kewajiban orang tua adalah memenuhi hak anak. Hak anak dalam hal ini adalah hak bermain dalam rangka perkembangan potensi diri. Dan orang tua atau guru juga sebagai pemegang kendali dan menjadi pengarah bagi anak dalam bermain. Menurut Al-Ghazali, permainan harus memenuhi dua syarat pertama, harus dengan cara yang sopan dan baik sesuai dengan norma kesusilaan masyarakat, sesuai pula dengan nilai keagamaan. Kedua, alat permainannya harus disesuaikan dengan perkembangan usia anak, sehingga dapat mengembangkan daya imajinasi, fantasi, dan kreasi anak. Atas dasar kondisi itu maka bermain sambil belajar merupakan prinsip induk (utama) dalam mengembangkan seluruh potensi anak usia dini melalui simulasi pendidikan. Bermain sambil belajar bukanlah bermain liar atau bermain sesaat. Bermain sambil belajar merupakan suatu kondisi aktifitas yang dirancang secara terprogram dan mengandung esensi tujuan yang jelas. Melihat fenomena tersebut di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh permainan terhadap kemampuan kognisi anak di TK Mardisiwi Yogyakarta. PB - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KW - Permainan KW - Koqnisi M1 - skripsi TI - PERMAINAN DAN KEMAMPUAN KOGNISI ANAK (STUDI KASUS TERHADAP DUA MURID TK MARDISIWI YOGYAKARTA AV - restricted ER -