%A NIM . 08520030 AGUNG PERMANA %O Pembimbing : Dr. Ahmad Muttaqin, M.Ag., M.A %T KEBERAGAMAAN ODHA DI LSM KEBAYA YOGYAKARTA %X Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012, DIY menduduki urutan ke-17 sebagai provinsi dengan penderita penyakit HIV/AIDS terbesar. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sering mendapatkan sikap penolakan dan diskriminasi dari beberapa pihak. Padahal dari segi psikis ODHA sangat membutuhkan uluran tangan dan dukungan dari orang-orang sekitar bukan sebaliknya. Perilaku-perilaku diskriminasi terhadap ODHA tersebut akan memberi pengaruh psikologis, seperti pasrah ataupun putus asa. Bahkan dalam kondisi yang dialami ODHA akan memberi dampak terhadap perasaan keagamaan. Dalam penelitian ini akan lebih memfokuskan kepada keberagamaan para waria ODHA karena pekerjaan waria mempunyai resiko tinggi terkena HIV/AIDS. Oleh karena itu dalam penelitian ini dikaji lebih dalam terkait dinamika kehidupan dan keberagamaan para waria sebelum dan setelah menjadi ODHA. Penelitian ini lebih memfokuskan tehadap waria ODHA yang ada di LSM Kebaya Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi agama dan menggunakan kerangka teori Glock yaitu lima dimensi keberagamaan yakni dimensi ideologis, dimensi ritualistis, dimensi eksperensial, dimensi intelektual, dan dimensi konsekuensial serta teori motif sosiogenetis dan motif biogenetis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dalam menggali data peneliti menggunakan metode dokumentasi, wawancara, dan observasi. Dalam wawancara peneliti menggunakan wawancara sejarah hidup (life history interview) sedangkan dalam observasi peneliti menggunakan metode observasi tidak berstruktur. Dalam penelitian ini ditemukan jawaban bahwa keberagamaan waria (Melati, Peeya, Oki dan Eva) sebelum menjadi ODHA beragam. Keempatnya mendapatkan ajaran agama, ketika kecil mereka mengamalkan ajaran agama. Akan tetapi, setelah mereka dewasa dan sudah menjalankan kehidupan warianya mereka cenderung meninggalkan amalan ajaran agamanya kecuali Peyya. Kemudian setelah mereka menjadi ODHA, sebagain mereka mengalami perubahan keberagamaan yakni mendekatkan kembali terhadap agamanya dan menjalankan perintah agama kecuali Peyya yang selalu konsisten menjalankan perintah agamanya. Dalam penelitian ini, peneliti berharap mendapatkan jawaban serta membuktikan kepada masyarakat pada umumnya bahwa waria ODHA juga manusia yang memiliki aspek agama. %D 2015 %I UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA %L digilib15437