@phdthesis{digilib15460, month = {January}, title = {DURI ABI NAWAS FI TATAWWUR AL SHI'RI FI AL 'ASR AL 'ABASIY (DIRASAH TAHLILIYYAH TARIKHIYYAH ADABIYYAH)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA}, author = {NIM. 08110073 ARI GHOFIR ATIQ}, year = {2015}, note = {Pembimbing: Moh. Kanif Anwari, S.Ag., M.Ag.}, keywords = {Abu Nawas}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15460/}, abstract = {Abu Nawas adalah seorang penyair yang hidup pada masa awal Daulah ?Abbasiyyah. Ia hidup pada masa pemerintahan Kholifat Harun al-Rasyid. Di masyarakat kita, Abu Nawas dikenal sebagai sesosok tokoh jenaka. Hanya saja kehidupan beliau sebagai seorang muslim sangatlah kontroversial. Ia banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang secara syar?i dilarang,seperti gemar meminum khamr sehingga ia mendapat julukan sebagai penyair khamr. Khamr bagi Abu Nawas adalah kompensasi kekecewaan perasaan atau ketika merasa kosong jiwanya, Meskipun kontroversial akan tetapi beliau memiliki kelebihan dalam menjalani kehidupan keagamaan dan bermasyarakat juga membawa perubahan puisi Arab pada masa Dinasti Abbasiyyah. Abu Nawas memiliki cara sendiri dalam berhubungan dengan tuhan dan juga masyarakatnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis sejarah. Dimana dalam penelitian sejarah Abdurrahman ibn Muhammad ibn Khaldun menjelaskan bahwa objek sejarah baginya adalah kehidupan manusia dengan segala bentuk manifestasinya seperti berbagai tindakan, pertentangan, pemerintahan, ilmu, keterampilan. Selain itu juga masalah pertumbuhan peradaban, masa keemasan, kemunduran, dan kehancuran. Abu Nawas dianggap sebagai pembaharu sastra ?Abbasiyah karena telah banyak menemukan bentuk-bentuk puisi baru, menggunakan gaya mutakallimun dan istilah-istilah filsafat serta pengetahuan ilmiah. Bila mempelajari puisi Abu Nawas akan didapatkan secara umum empat wacana pembaharuan diantaranya perasaan, peristiwa, pengalaman, dan bahasa. Pertama menunjukkan pada perasaaan terhadap sesuatu dan kedua menunjukkan pada realitas, sementara ketiga menunjukkan pada kehidupan sebagaimana yang terakhir menunjukkan pada pengungkapan. Keempat hal ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.} }