%0 Thesis %9 Masters %A MUHAMMAD SARKAWI, NIM. 1520010063 %B PROGRAM PASCASARJANA UIN SUNAN KALIJAGA %D 2017 %F digilib:1566 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Konflik, Madzhab dalam Agama, Pemerintah %P 112 %T KONFLIK KHILAFIAH DALAM BERMAZHAB DAN PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP PEMERINTAH DALAM PENANGANAN KONFLIK (STUDI KASUS SUNNI DAN WAHABI DESA BEBIDAS KECAMATAN WANASABA KABUPATEN LOMBOK TIMUR) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1566/ %X Konflik Wahabi dan Sunni di desa Bebidas kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur merupakan konflik yang dilatarbelakangi oleh pertentangan ideology dan teologi. Konflik antara Wahabi dan Sunni mulai bergulir sejak tahun 1996-an. Konflik pemikiran di kalangan masyarakat desa Bebidas yang berakibat pada tindak kekerasan, mengakibatkan pemerintah desa dan pihak keamanan ikut serta menyelesaikan masyarakat yang berkonflik. Hingga saat ini konflik tersebut tidak kunjung selesai. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyelesaikan konflik antara Wahabi dan Sunni, namun tidak memberikan peran yang signifikan. Fokus obyek yang diteliti adalah gambaran konflik antara Wahabi dan Sunni, baik ditinjau dari segi historisnya maupun indikator (penyebab) konflik. Selain itu, peneiti juga memfokuskan pada perspektif masyarakat dalam mencermati peran pemerintah sebagai pelayan publik dalam menyelesaikan kasus konflik antara Wahabi dan Sunni. adapun tujuan dari penelitian saya ini adalah untuk mengetahui fenomena konflik yang terjadi antara Wahabi dan Sunni, serta perspektif masyarakat dalam menilai peran serta pemerintah upaya menyelesaikan konflik tersebut. Dari fokus penelitian tersebut, maka peneliti menggunakan teori konflik dari Cosser, baik dilihat dari strategi penyelesaian konflik maupun klasifikasi konflik. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah metode wawancara (interview) dengan menggunakan key information. Selain metode wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi dalam melihat gejala-gejala konflik di desa Bebidas kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur. Dari hasil penelitian ini meunjukkan bahwa kronologi terjadinya konflik di desa Bebidas adalah seorang tokoh agama yang membawa ajaran Wahabi dengan doktrin-doktrin yang jauh berbeda dari keyakinan masyarakat tentang ketauhidan. Hal inilah yang menyebabkan konflik terjadi dikalangan Wahabi dan Sunni di desa Bebidas. Selain itu, upaya mediasi yang dilakukan oleh pemerintah, yang bertujuan untuk menemukan solusi, akan tetapi usaha tersebut gagal. Dikarenankan dari pihak Wahabi merasa pemerintah dalam menyelesaikan konflik dipandang tidak adil alias berpihak pada satu pihak. Selain mediasi pemerintah juga melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat sebagai tindakan preventif, serta pemerintah setempat memfasilititasi masyarakat yang berkonflik yaitu dengan mendirikan masjid sebagai tempat ibadah bagi kalangan Wahabi. Sehingga praktik ibadah yang mereka lakukan mendapatkan kenyamanan dan kebebasan. %Z Dr. Mochammad Sodik, M.Si.,