%A NIM 1220510004 ARIF RAHMAN HAKIM, LC %O Pembimbing: Dr. Moch. Nur Ichwan, MA %T PEMIKIRAN POLITIK MUḤAMMAD SA‘ĪD RAMAḌAN AL-BŪṬĪ %X Pergeseran paradigma berpikir dewasa ini tampaknya juga berpengaruh pada cara pandang Muslim terhadap terma pemikiran politik Islam global. Sinyalemen itu tampak dalam wacana pendirian Negara Islam (Islamic States) Irak-Suriah (NIIS/ISIS), yang berasumsi bahwa kekuasaan politik, pemerintahan, dan negara Islam adalah misi final agama Islam, yang wajib diperjuangkan dengan segala cara, termasuk menciptakan perang saudara. Sa‘īd Ramaḍān al-Būṭī, pemikir Muslim-Suriah, memiliki pengalaman pahit dengan afiliasi politik ideologis di Suriah, suatu pengalaman yang menstimulusnya merumuskan pemikiran politik Islam dan subtansi jihad kontemporer. Bertolak dari asumsi maraknya penyelewengan subtansi pemikiran politik Islam dan distorsi makna jihad, maka penelitian ini diupayakan untuk menelusuri persinggungan al-Būṭī dengan afiliasi politik ideologis dan koneksitas konstruksi nalar politik dengan kondisi sosial-politik Suriah—selain pengaruh korpus-korpus sarjana tradisionalis—adalah bagian krusial yang perlu dianalisis dalam tesis ini, untuk mendapatkan penjelasan pemikiran politik al-Būṭī, memotret metodologi ijtihad politiknya, menggali pandangan-pandangan al-Būṭī tentang isu-isu kontemporer, dan membongkar argumentasinya dalam menghubungkan moralitas dan spiritualitas sebagai solusi stabilitas sosial, politik, dan ekonomi, yang semuanya diproyeksi untuk menjawab: apa kritik terhadap metodologi berpikir politik al-Būṭī? Apa kritik terhadap pemikiran politik al-Būṭī dan apa implikasi dan relevansinya terhadap kompleksitas isu-isu politik abad 21? Penelitian ini adalah penelitian pustaka. Untuk mengetahui proses pembentukan nalar dan basis epistemologi al-Būṭī, peneliti menggunakan teori pembentukan nalar (ṣinā‘at al-‘aql) Ibn Khaldūn, sementara untuk memahami kondisi sosial-politik Suriah dan mempertautkannya dengan pemikiran al-Būṭī, peneliti mengaplikasikan teori fanatisme (‘aṣabiyah) Ibn Khaldūn juga. Adapun metode penelitian yang penulis terapkan di sini ialah metode deskriptif dan analisis sintesis, dengan menerapkan metode analisis teks (naskah /data-data) primer Muḥammad Yusrī Ja‘far. Penelitian ini menemukan bahwa diskursus-diskursus sarjana Muslim tradisionalis terlihat dominan mempengaruhi pemikiran politik al-Būṭī, yang membedah politik Islam secara normatif dan moralistik. Meski al-Būṭī tidak mengklaim otensitas pemikirannya, peneliti mendapatkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa al-Būṭī lebih sebagai interpretator konsep-konsep pemikiran politik tradisionalis, semisal al-Māwardī, namun istilah dan sistematika penulisannya dikontekstualisasikan dengan terminologi yang popular di era sekarang. Yang utam dari temuan penelitian ini ialah pesan al- Būṭī yang terkesan ingin mengatakan: ketika pemahaman terhadap pemikiran politik Islam direduksi pada diskursus kekuasaan dan sistem negara, ketika interpretasi politik Islam dipangkas pada mafhum ekspresi yang simbolik nan ideologis, sekatika itu pula, adalah kewajiban pemikir Muslim mendemostrasikan bahwa subtansi pemikiran politik Islam terletak pada pemaduan antara moralitas dan spiritualitas. Kata Kunci: pemikiran, politik, Islam, al-Būtī, ‘aṣabiyah, moralitas, spiritualitas. %K pemikiran, politik, Islam, al-Būtī, ‘aṣabiyah, moralitas, spiritualitas. %D 2014 %I UIN SUNAN KALIJAGA %L digilib15810