TY - THES N1 - Pembimbing: Afdawiza, M.Ag. ID - digilib15819 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15819/ A1 - AYU MUSLIMATUL MARFU?AH, NIM. 07530026 Y1 - 2015/02/11/ N2 - Penelitian ini bertujuan menjelaskan kemudian membandingkan penafsiran tiga mufassir Indonesia, yakni Mahmud Yunus, HAMKA dan M. Quraish Shihab, terhadap Surat Al- ?As}r . Pemilihan tema penelitian ini didorong oleh keberadaan Surat Al-?As}ryang terbilang cukup sering dipakai dalam kehidupan Muslim sehari-hari akan tetapi cenderung jarang diangkat dalam berbagai penelitian atau kajian-kajian imliah lain. Sementara itu, penafsiran tiga tokoh tersebut dipilih untuk mengetahui perkembangan tafsir Indonesia dari generasi ke generasi serta membuktikan seberapa besar lingkungan kehidupan seorang penulis tafsir memengaruhi arah dan kecenderungan penafsirannya. Persoalan-persoalan yang akan ditelusuri jawabannya dalam penelitian ini adalah, pertama, bagaimana penafsiran Mahmud Yunus, HAMKA dan M. Quraish Shihab terhadap Surat Al-?As}rdan apa saja kesamaan serta perbedaannya, kedua, faktor-faktor apa saja yang memengaruhi adanya kesamaan dan perbedaan tersebut dan ketiga adalah bagaimana relevansi atau kebermaknaan penafsiran ketiganya dalam kehidupan dewasa ini di Indonesia . Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis yang memaparkan berbagai hal tentang Surat Al-?As}r dan tiga mufassir kemudian penafsiran ketiganya yang dikaji dalam penelitian ini. Data-data tersebut kemudian menjadi bahan analitis untuk mengetahui kesamaan serta perbedaan penafsiran ketiganya, faktor-faktor yang memengaruhi adanya kesamaan dan perbedaan tersebut kemudian relevansi penafsiran ketiganya terhadap kehidupan saat ini di Indonesia. Kerangka teori yang digunakan adalah teori kesadaran akan keterpengaruhan sejarah yang disistemasi oleh Hans George Gadamer dengan beberapa konsep turunannya semisal prapemahaman, peleburan horizon dan meaningfully sense yang dianggap cocok dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, tidak ada perbedaan signifikan antara penafsiran ketiganya selain dalam persoalan kuantitas penafsiran. Ketiganya banyak memiliki kesamaan utamanya dalam format penafsiran yang dimulai dari penerjemahan kemudian, penjelasan kata kunci-kata kunci hingga kutipan-kutipan dari sumber yang kurang lebih sama. Namun begitu, HAMKA dan Quraish Shihab memiliki beberapa perbedaan kecil semisal gaya penyajian di mana HAMKA, secara umum, lebih to the point dibanding Quraish Shihab. Selain itu, keduanya juga kerap memiliki definisi berbeda tentang batasan atau cakupan sebuah kata kunci. Kedua, faktor utama yang memengaruhi kesamaan antar ketiganya adalah tujuan untuk lebih membumikan Al- Qur?an di kalangan masyarakat Indonesia serta kondisi sosio-historis yang melahirkan dan membesarkan ketiga tokoh tersebut. Adapun perbedaan anatra ketiganya lebih disebabkan persoalan generasi penulisan tafsir yang berbeda, latar belakag pribadi, sosial, pendidikan hingga politis. Ketiga, secara umum penafsiran ketiganya masih relevan dengan kehidupan di Indonesia saat ini karena menekankan bagaimana merencanakan kemudian mengisi waktu dengan baik serta keseimbangan dalam hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan orang lain. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Surat Al-?Asr KW - Mahmud Yunus KW - HAMKA KW - Quraish Shihab KW - kesamaan KW - perbedaan KW - faktor-faktor yang memengaruhi dan relevansi. M1 - skripsi TI - PENAFSIRAN TIGA MUFASSIR INDONESIA ATAS SURAT AL-?ASR (STUDI KOMPARASI ANTARA PENAFSIRAN MAHMUD YUNUS, HAMKA DAN M. QURAISH SHIHAB) AV - restricted EP - 141 ER -