%0 Thesis %9 Skripsi %A IRFANA MUFTIYANI, NIM. 11531017 %B USHULUDDIN %D 2015 %F digilib:15960 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K adab terhadap al-qur’an %P 150 %T ADAB TERHADAP AL-QUR’AN (KAJIAN RESEPSI KULTURAL TERHADAP AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN YANABI’UL ULUM WARRAHMAH KUDUS) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15960/ %X Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang membahas bagaimana sebuah komunitas mempraktikkan adab terhadap al-Qur’an yang muncul dari praktik-praktik bersama yang menunjukkan resepsi kultural terhadap al-Qur’an. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh santri dan pembina Pondok Pesantren Yanabi’ul Ulum Warrahmah Desa Krandon Kabupaten Kudus. Fokus pembahasan dari penelitian ini adalah terkait dengan bagaimana praktik adab terhadap al- Qur’an di Pondok Pesantren Yanabi’ul Ulum Warrahmah dan pemaknaan pembina dan santri mengenai praktik tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan etnografi. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu melalui observasi partisipan dan non-partisipan, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah analisis deskriptif-analitis, yaitu dengan mendeskripsikan praktik adab yang berkembang di Pondok Pesantren Yanabi’ul Ulum Warrahmah kemudian menganalisisnya. Dalam penelitian ini penulis hanya memaparkan beberapa praktik adab yang dominan dilakukan dan lebih diperhatikan praktiknya dibandingkan dengan tempat lain. Hasil penelitian dalam tulisan ini menunjukkan bahwa adab terhadap al- Qur’an merupakan sopan santun atau tata krama yang dilakukan ketika berinteraksi dengan al-Qur’an, baik ketika membawa, meletakkan, ataupun ketika membaca al-Qur’an. Misalnya dengan meletakkan al-Qur’an ditempat yang tinggi, membawa dengan tangan kanan dan sejajar dengan dada, dan dengan memperhatikan aturan-aturan dalam membaca al-Qur’an seperti berhenti di tempat yang benar, membaca doa di ayat-ayat terentu, dan membaca tasbih ketika bertemu ayat sajdah. Adab terhadap al-Qur’an dipraktikkan oleh seluruh santri dan para pembina Yanabi’ul Ulum Warrahmah setiap waktu selama santri dan pembina berinteraksi dengan al-Qur’an. Dilihat dari teori institusionalisasi pengetahuan yang diusung oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman menunjukkan bahwa pelembagaan pengetahuan pada praktik adab terhadap al-Qur’an di Pondok Pesantren Yanabi’ul Ulum Warrahmah Kudus diawali dengan fase eksternalisasi, yaitu ketika santri mulai menyesuaikan diri dengan praktik adab yang berlaku. Fase ini terjadi di dua tempat, yaitu ditempat asal santri dan di pondok. Dilanjutkan dengan fase objektivikasi, yaitu ketika praktik adab sudah menjadi suatu tradisi dan aturan di pondok baik tertulis maupun tidak tertulis. Kemudian pada fase terakhir, yaitu fase internalisasi, santri dan pembina menjadikan praktik tersebut sebagai kebutuhan personal. Adapun makna praktik tersebut bagi santri dan pembina adalah untuk memuliakan al-Qur’an, taat kepada guru dan peraturan pondok, dan menjaga tradisi sebelumnya. %Z Pembimbing: Ahmad Rafiq, Ph.D.