TY - THES N1 - Prof. Dr. Maragustam Siregar, M.A. ID - digilib15974 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/15974/ A1 - MOCH. MUKHLISON, NIM 1220410071 Y1 - 2015/02/24/ N2 - Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih merebaknya konflik antar suku dan agama di Indonesia. Disebabkan, tergusurnya aspek spiritual-esoterik dalam kehidupan manusia modern. Selain itu, dinamika pendidikan Agama juga masih terkesan doktrinal, monolog, superfisial dan dipenuhi muatan eklusivitas dalam merespon pluralitas agama dan budaya, serta kurang beitu respek dalam merespon konflik horizontal tersebut. Untuk itu, pemikiran Frithjof Schuon tentang filsafat perenial dapat memberi solusi teo-filosofis dan membangun paradigma inklusif-pluralis dalam pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research, yaitu penelitian yang data-datanya diperoleh dari studi pustaka atau literatur terkait, kemudian dianalisis secara teoritis-filosofis, disimpulkan dan diangkat relevansinya serta kontekstualisasinya. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis dan pedagogis. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Sedangkan metode analisis menggunakan metode content analysis, yaitu mencoba menafsirkan isi gagasan Frithjof Schuon tentang esoterisme dalam filsafat perenial yang kemudian dianalisis dalam konteks pendidikan Islam. Hasil penelitian ini menampilkan pendidikan Islam yang secara konseptual-teoritis mengandung tiga prinsip fundamental. 1). Prinsip kritis-emansipatoris; responsif terhadap konflik dan transformatif menuju perbaikan, 2). Prinsip inklusif-pluralis; menanamkan titik temu (kalimah sawa?) yang bersifat mistik serta melintasi bentuk dan simbol dibalik fenomena keragaman agama dan budaya, 3). Prinsip reflektif-dialogis; merespon positif fenomena pluralisme agama dan budaya, sehingga dapat mengangkat harkat martabat kemanusiaan. Ketiga kompoen di atas saling berkorelasi, mendukung dan berdialektika untuk mengaktualisasi pendidikan Islam yang apresiasif terhadap pluralisme agama dan budaya. Dengan ditumbuhkannya sikap kritis-emansipatoris, pendidikan Islam dapat kritis responsif terhadap konflik. Makna emansipatoris dalam pendidikan Islam berarti memberikan solusi mewujudkan misi pembebasan atas berbagai konflik suku dan agama. Salah satu solusinya ialah dengan menanamkan danmenumbuhkan kesadaran inklusif-pluralis dalam pendidikan Islam. Inplikasi dari kesadaran tersebut ialah mewujudkan sikap refleksi-dialogis. Kata Kunci: Frithjof Schuon, Pendidikan, Pluralis. PB - UIN SUNAN KALIJAGA KW - Frithjof Schuon KW - Pendidikan KW - Pluralis. M1 - masters TI - PEMIKIRAN PENDIDIKAN PLURALIS FRITHJOF SCHUON (STUDI FILSAFAT PERENIAL) AV - restricted EP - 176 ER -