%A NIM. 10120093 HARIS SUWANDA %O Drs. H. Jahdan Ibnu Humam MS %T MASJID PERAK KOTAGEDE POLEMIK PEMUGARAN DAN PERKEMBANGANNYA TAHUN 2009-2014 %X Keberadaan sebuah masjid tidak hanya dilihat dari seberapa besar nilai sejarah yang terkandung di dalamnya, melainkan juga bisa dilihat dari seberapa besar fungsinya bagi masyarakat. Dilihat dari sejarahnya, Masjid Perak merupakan masjid tertua kedua yang ada di Kotagede, dengan selisih waktu 3 abad lamanya setelah Masjid Besar Mataram yang didirikan akhir abad ke-16 M. Masjid Perak didirikan sekitar akhir tahun 1930-an di kampung Trunojayan, Prenggan, Kotagede. Latar belakang pendiriannya tidak lepas dari berkembangnya organisasi Muhammadiyah di Kotagede kala itu, juga berkat peran pengusaha perak Kotagede yang berada dalam zaman keemasannya. Permasalahan mencuat pasca gempa bumi Mei 2006 yang menyebabkan kerusakan pada sebagian bangunannya. Pada awal tahun 2009 takmir masjid yang diserahi wewenang pengelolaan masjid oleh PCM Kotagede melakukan pemugaran demi nyamannya kelangsungan ibadah serta menjadikan masjid lebih multifungsi dengan konstruksi yang lebih kuat. Di sisi lain, muncul polemik mengenai gagasan pemugaran tersebut dikarenakan dalam prosesnya diduga belum seizin dari PCM Kotagede serta diproyeksikan sebagai BCB. Rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni apa penyebab terjadinya polemik pembongkaran Masjid Perak tahun 2009 dan siapa saja yang terlibat di dalamnya? Bagaimana kronologinya dan jalan penyelesaian yang diambil? Serta bagaimana perkembangan Masjid Perak pasca pemugaran 2009, baik dalam hal bentuk bangunan dan perkembangan aktivitasnya? Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode historis, meliputi heuristik, kritik, interpretasi, hingga historiografi. Sumber yang digunakan memanfaatkan sumber tertulis dari buku, surat kabar, serta artikel dalam internet dilengkapi dengan wawancara pada narasumber terkait. Adapun untuk menganalisisnya menggunakan teori konflik sosial dari Jean Pruitt dan Jeffrey Rubin, serta teori fungsionalisme dari Bronislaw Malinowski. Hasil dari penelitian ini yakni polemik pembongkaran Masjid Perak terjadi antara takmir dan pemerhati budaya serta sebagian pengurus PCM Kotagede. Hal tersebut berawal dari upaya takmir untuk mengembangkan masjid. Pemerhati budaya serta PCM Kotagede tidak sejalan, karena memandang hal itu dapat menghilangkan nilai sejarah masjid. Dalam penyelesaiannya, didapat kesepakatan bahwa masjid dibangun kembali dengan tidak menghilangkan unsur kesejarahannya, meskipun ada perubahan bentuk pada beberapa bagiannya. Upaya takmir untuk mengembangkan masjid lebih multifungsi mulai tercapai meskipun sempat menimbulkan konflik. Di antaranya adalah berjalannya koperasi dan pemberdayaan kuliner ibu rumah tangga, dibentuknya klinik kesehatan, serta dibangunnya ruang perpustakaan dan multimedia. Kata kunci: Masjid, Perkembangan, Polemik, Aktivitas %K Masjid, Perkembangan, Polemik, Aktivitas %D 2015 %I UIN SUNAN KALIJAGA %L digilib16349