%A NIM. 11410087 DRIYAN HUSADA %O Dr. Sangkot Sirait, M.Ag %T PARADIGMA JIHAD TAQIYUDDIN AN-NABHANI DAN IMPLIKASINYA PADA PENDIDIKAN KARAKTER HIZBUT TAHRIR %X DRIYAN HUSADA. “Paradigma Jihad Taqiyuddin An-Nabhani dan Implikasinya Pada Pendidikan Karakter Hizbut Tahrir.” Skripsi.Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.2014. Latar belakang penulisannya dari kontroversi jihad. Dari barometer Islam, banyak keutamaan jihad. Selain itu minimnya tokoh mumpuni yang membangun karakter umat yang dibutuhkan untuk kebangkitan Islam. Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani adalah pendiri Hizbut Tahrir dan tujuannya adalah membangkitkan kembali umat Islam yang sedang terpuruk. Beliau pun pernah menulis terkait jihad dan kepribadian yang kebetulan di dunia pendidikan telah dicanangkan pendidikan karakter. Namun, sampai saat ini bangsa Indonesia belum menunjukkan gejala bangkit menjadi negara maju. Sebaliknya malah semakin mengekor kepada asing. Sebaliknya Hizbut Tahrir terus berkembang dan mampu mendidik anggotanya di seluruh penjuru dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara kritis tentang bagaimana relevansi paradigma ajaran jihad Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani dan implikasinya pada pendidikan karakter Hizbut Tahrir. Penelitian Library Research ini bersifat kualitatif. Analisis menggunakan deskriptik analitik. Analisis deduktif (umum-khusus),analisis induktif (khusus-umum) dan reflektif (antara yang empirik dengan yang abstrak). Hasil penelitian: 1) Arti syar’i jihad adalah mengerahkan segenap kekuatan dalam perang fi sabilillah secara langsung maupun memberi bantuan keuangan, pendapat, atau perbanyakan logistik, dan lain-lain untuk memenangkan pertempuran meninggikan kalimat Allah (tauhid). Intinya, bukan kesulitan atau faedah, tapi makna syar’i yang di dalamnya disebutkan dengan kata ini (jihad). Makna syar’inya adalah perang, dan semua yang berkaitan dengannya berupa pemikiran, ceramah, tulisan, strategi dan lainya. 2) Relevansinya terhadap Hizbut Tahrir tergantung pada situasi dan kondisinya. Jika Hizbut Tahrir posisinya memasuki wilayah “medan perang” seperti Gaza maka jihad syar’i sangat relevan. Tetapi untuk wilayah damai jihad relevansinya tergantung pada konteks dan keadaan orangnya. Implikasi pendidikan karakter “jihad” untuk saat ini lebih pada jihad dalam ranah pemikiran. Jalannya dengan partai Islam untuk mengontrol dan membina karakter jama’ah yang kemudian mempengaruhi setiap individunya. 3) Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani membangun pendidikan karakter dengan partai bukan sekolah. Menurut beliau, sekolah mempersiapkan perasaan secara parsial individu untuk mempengaruhi perasaan jama’ah. Karenanya ia tak mampu mempengauhi jama’ah dan merangsang pemikiran jama’ah. Sementara partai mempersiapkan perasaan menyeluruh dalam jama’ah untuk mempengaruhi perasaan individu-individunya. Karena itu ia mampu mempengaruhi jama’ah. %D 2015 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib16423