@phdthesis{digilib16597, month = {May}, title = {PERAN PEMERINTAH KABUPATEN DAN UKM DALAM PEMBERDAYAAN PENGRAJIN BATIK DI DESA TANCEP KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM. 10720034 NANANG KURNIYAWAN}, year = {2015}, note = {Dr. Phil. Ahmad Norma Permata, M.A}, keywords = {Pemberdayaan, Pengrajin, UKM dan Pemerintah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16597/}, abstract = {Pemberdayaan merupakan sebuah upaya meningkatkan harkat dan martabat guna melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Usaha pemberdayaan ini tidak akan terlepas dari pemerintahan dan lembaga Usaha Kecil Menengah (UKM). Pemerintah memiliki 2 peran penting dalam pemberdayaan, antara lain adalah peningkat Sumber Daya Masyarakat (SDM) dan pembuat Peraturan atau kebijakan yang memihak pada masyarakat. Sedangkan Peran Lembaga UKM sendiri merupakan Lembaga yang mewadahi para pengrajin guna meningkatkan produktifitas mereka. Peran Pemerintah maupun UKM belum dapat dinikmati oleh para pengrajin batik di Desa Tancep. Kelompok batik yang berdiri saat ini sudah dikuasai oleh para pengurus masing ? masing kelompok. Anggota hanya akan menjadi pekerja dan pengurus akan menjadi pemilik. Hal ini menjadikan program pemberdayaan pengrajin batik tidak dapat tepat sasaran. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pemberdayaan dari Edi Soeharto dan metodologi yang digunakan adalah kualitatif dengan mengunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan survey. Dalam penelitian kami peroleh bahwa peran kelompok batik di Desa Tancep sangat baik dalam peningkatan perekonomian masyarakat sekitar, terutama bagi para pengrajin batik. Awal mulanya mereka hanya menjadi pengrajin di daerah lain, namun sekarang mampu berdiri sendiri dalam wadah kelompok ? kelompok batik. Bantuan yang diperoleh dari pemerintah dan lembaga UKM pun sangat baik dalam proses pemberdayaan. Walau dalam berjalannya peran Pemerintah Kabupaten dan Lembaga UKM masih sangat jauh dari kata sempurna. Kendala utama yang dihadapi oleh para pengrajin adalah pemasaran dengan media internet yang berjalan tidak sesuai harapan.} }