@phdthesis{digilib16622,
           month = {April},
           title = {ANTUSIASME MASYARAKAT DESA MENJADI KETUA RT DI DUSUN NGANYANG, SITIMULYO, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA.},
          school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA},
          author = {NIM. 11720006 TATANG AGUS BAHRI},
            year = {2015},
            note = {Muryanti M.A},
        keywords = {Masyarakat desa, Antusiasme, Ketua RT, dan Dusun Nganyang},
             url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16622/},
        abstract = {Masyarakat desa yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani
berada pada posisi yang sulit. Di tengah kesibukan bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Mereka diminta untuk membentuk lembaga rukun tetangga
(RT) oleh pemerintah desa. Secara esensi lembaga RT memiliki fungsi sebagai
wadah partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan, pemerintahan,
kemasyarakatan dan pemberdayaan. Secara eksistensi lembaga RT menjadi lemah
karena bersifat suka rela dan tidak mendapat imbalan (materi/immaterial).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana antusiasme masyarakat desa
menjadi Ketua RT di Dusun Nganyang, Sitimulyo, Piyungan, Bantul,
Yogyakarta? dan mengapa masyarakat Dusun Nganyang kurang antusias menjadi
Ketua RT?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Yaitu suatu penelitian
yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Teori yang digunakan untuk
menganalisis masalah penelitian adalah Petani Rasional yang dipopulerkan oleh
Samuel L. Popkin. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa
metode, yaitu metode wawancara mendalam (dept interview), pengamatan
lapangan (observasi) dan metode dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan
dengan cara menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber yaitu
wawancara, observasi, dokementasi, catatan lapangan dan lain sebagainya.
Hasil penelitian ini adalah kurangnya antusiasme masyarakat desa menjadi
Ketua RT di Dusun Nganyang, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Itu
disebabkan oleh 2 faktor, yaitu: Pertama, lembaga RT kurang dihargai. Kedua,
jabatan Ketua RT tidak mendapatkan imbalan (materi/immaterial). Kurangnya
antusiasme masyarakat Dusun Nganyang menjadi Ketua RT didasari oleh
rasionalitas yang tidak ingin dirugikan, tetapi mengharap keuntungan (self
interest). Pemerintah Desa Sitimulyo dan masyarakat Dusun Nganyang harus
memahami bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai ibadah sosial
(hablum minannas) sebagai bentuk kepatuhan terhadap Tuhan. Sehingga ikhlas
untuk mewakafkan diri untuk kemaslahatan masyarakat luas. Kurangnya
antusiasme masyarakat Dusun Nganyang menjadi Ketua RT tidak dapat
disalahkan. Saat ini bagi mereka mungkin itu lah yang terbaik. Daripada harus
menjadi Ketua RT, sementara masyarakat Dusun Nganyang dalam kondisi yang
tidak nyaman.}
}